Mobitekno – Sektor industri otomotif masih berusaha bangkit dari gelombang pertama pandemi COVID-19. Industri juga sedang mempersiapkan diri untuk gelombang kedua dan tidak perlu kaget bahwa penjualan mereka bakalan menurun.
Namun tidak semua pembuat mobil mengalami hal yang sama. Porsche, misalnya, membukukan penurunan moderat sebanyak 5 persen dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Di sisi lain, Ferrari, ‘dihantam’ lebih keras. Produsen mobil berbasis di Maranello ‘hanya’ mengirimkan 6.440 unit periode Januari-September 2020 dibandingkan di periode yang sama tahun lalu, yakni 7.755 pengiriman. Itu berarti mereka telah mengalami kerugian 17 persen.
Penjualan mobil baru Kuda Jingkrak menguap dari 776 menjadi 181 di Cina, Hong Kong dan Taiwan (turun 77 persen). Di pasar Asia Pasifik lainnya, Ferrari juga mencatat penurunan dari 1.137 menjadi 1.114. Di Amerika, mereka juga merasakan penyusutan sebesar 29 persen, yaitu dari 2.295 menjadi 1.635 unit, dan di kawasan EMEA (Eropa, Timur Tengah, Afrika), mereka hanya kehilangan 1 persen dengan total 3.510 mobil. Pada kuartal ketiga tahun ini, Ferrari mengirimkan 2.313 kendaraan, turun 161 unit atau 6,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut data yang dirilis oleh pembuat mobil, sebenarnya penjualan supercar bertenaga V12 meningkat sebanyak 15,4 persen, sedangkan pengiriman model bertenaga V8 turun 12,8 persen. Perlu dicatat bahwa angka-angka ini tidak termasuk Roma dan SF90 Stradale, karena pengiriman mereka dijadwalkan akan dimulai pada kuartal keempat tahun ini.
Meski demikian, Ferrari memproyeksikan pemulihan 500 dari 2.000 unit yang hilang selama masa penangguhan produksi 7 pekan karena pandemi COVID-19 sebelum akhir tahun.
Tags: Ferrari, kuartal ketiga 2020, pandemi covid-19, penjualan Ferrari