Mobitekno – Februari 2018 lalu, Qualcomm sudah mengumumkan akan meluncurkan satu lagi seri mobile platform/chipset/ SoC terbaru yang bernama Snapdragon 700 Series. Kini, satu modelnya telah diumumkan secara resmi, yakni Snapdragon 710 (SD710).
Disebutkan oleh Qualcomm, Snapdragon 710 akan mengisi celah lini chipset-nya antara Snapdragon 660 dan Snapdragon 835 dan 845. Artinya, chipset ini akan disasar Qualcomm sebagai ‘dapur pacu’ untuk smartphone kelas menengah ke atas (premium midrange) tapi masih di bawah kelas tertinggi (flagship) yang saat ini menggunakan Snapdragon 845 (SD845).
Snapdragon 710 dimanufaktur mengunakan teknologi proses 10 nm yang terbilang efesien dan menggunakan CPU Kryo 360 yang baru. Teknologi proses 10 nm cukup siginifikan berkontribusi membuat Snapdragon 710 (SD710) lebih hemat daya dari Snapdragon 660 (SD660) yang masih menggunakan teknologi proses 14 nm.
Perbedaan juga ditemui pada komposisi core CPU (jenis dan jumlah core) diantara ketiga CPU tersebut (SD710, SD660, dan SD845). Sederhananya, Kryo 360 pada SD710 lebih mirip Kryo 385 pada SD845 karena sama-sama menggunakan kombinasi turunan/derivatif core Cortex-A75 dan Cortex-A55. Komposisi jumlah core-nya saja yang berbeda.
Ini berbeda dari Kryo 260 pada SD660 yang menggunakan kombinasi turunan/derivatif core Cortex-A73 dan Cortex-A55 (4x 2.2GHz Cortex-A73 dan 4x 1.8GHz Cortex-A53).
Seprti disebutkan tadi, Kryo 360 pada SD710 memiliki komposisi core yang sedikit berbeda dari Kryo 385 pada SD845. Kryo 360 (SD710) terdiri dari 2 core derivatif Cortex-A75 (max. clock 2.8 GHz) dan 2 core derivatif Cortex-A55 (max. clock 1.7 GHz).
Sedangkan Kryo 385 (SD845) terbagi rata, dengan komposisi 4 core derivatif Cortex-A75 (max. clock 2.8 GHz) dan 4 core derivatif Cortex-A55 (max. clock 1.7 GHz)
Tetunya masih perlu dianalisis lebih jauh, seberapa signifikan keunggulan performa Kryo 360 pada SD710 dibandingkan Kryo 260 pada SD660. Ini mengingat bagaimana masing-masing aplikasi yang butuh performa tinggi nanti memanfaatkan performance core yang ada.
Apakah dua core Cortex-A75 (2.2GHz) pada SD710 akan lebih optimal/cepat menjalankan suatu aplikasi dibandingkan 4 core Cortex-A73 (2.2GHz ). Skenario lainnya juga dapat terjadi dimana suatu applikasi akan membagi rata load-nya ke semua core yang ada (8 core).
Tentu akan sangat beragam skenario yang mungkin terjadi. Yang pasti, semuanya bergantung jenis aplikasi atau bagaiamana si programmer aplikasi memanfaatkan resource chipset yang ada secara optimal.
Secara total, efesiensi daya Snapdragon 710 meningkat hingga 40% dibandingkan Snapdragon 660. Selain lebih hemat, chipset ini juga menawarkan dukungan teknologi Quick Charge 4+ (Snapdragon 660 masih berteknologi Quick Charge 4).
Dukungan lainnya adalah pengolahan sinyal gambar atau camera ISP Spectra 250 yang dapat melakukan pengurangan noise multi-frame pada gambar/video. ISP terbaru ini juga turut mendukung teknologi AI atau kecerdasan buatan yang diperlukan untuk membantu proses pengolahan foto/video agar lebih optimal.
Singkatnya, berbagai pemrosesan yang berkaitan dengan AI akan lebih lancar diproses berkat dukungan ‘multi-core AI Engine’ pada Snapdragon 710. Tentunya ‘multi-core AI Engine’ ini merupakan wujud dari dukungan DSP Hexagon 685, Aqstic Audio, dual ISP Spectra 250, GPU Adreno 616, dan custom CPU core Kryo 360.
Dukungan model X15 LTE terbaru juga menjanjikan proses download hingga 800 Mbps. Sementara, dukungan antena 4×4 MIMO memastikan koneksi data yang ditawarkan lebih cepat dan stabil.
Tags: Chipset, Kryo 260, Kryo 360, Kryo 385, mobile platform, Qualcomm, Snapdragon 660, Snapdragon 710, Snapdragon 845, SoC