Mobitekno – Teknologi 5G yang kini semakin banyak dibicarakan orang, rupanya akan segera menjadi realita dan kebutuhan yang penting bagi masyarakat dunia pada umumnya, dan Indonesia khususnya. Bebagai persiapan implementasi dan sosialisasi telah dilakukan oleh berbagai perusahaan penyedia teknologi tersebut.
Ericsson, sebagai perusahaan penyedia teknologi tersebut telah melakukan sosialisasi tentang prediksi penerapan teknologi 5G beberapa tahun ke depan, melalui sebuah laporan bertajuk Ericsson Mobility Report 2018. Dalam laporannya disebutkan bahwa 5G diperkirakan akan menjangkau lebih dari 40 persen populasi global dan jumlah langganan akan mencapai 1,5 miliar sehingga mobile broadband meningkat pada akhir tahun 2024.
Berdasarkan laporan tersebut, kunci utama untuk peluncuran teknologi 5G ini meliputi peningkatan kapasitas jaringan, biaya per gigabita yang lebih rendah dan persyaratan penggunaan baru.
Menurut laporan yang dipaparkan oleh Ronni Nurmal selaku Head of Network Solutions Ericsson Indonesia, mengungkapkan bahwa pemanfaatan NB-IoT (Narrowband-Internet of Things), teknologi standar berdaya rendah yang mampu menjangkau area yang luas sehingga memungkinkan berbagai penyelenggaraan perangkat dan layanan IoT, dan teknologi Cat-M1, teknologi selular baru yang dirancang khusus untuk kebutuhan aplikasi terkait komunikasi IoT, akan mendorong pertumbuhan koneksi selular IoT di seluruh dunia.
“Dari perkiraan koneksi selular IoT 4,1 miliar di tahun 2024, 2,7 miliar di antaranya diperkirakan berasal dari Asia Timur Laut (Cina, Jepang, Mongolia, Korea Utara dan Korea Selatan) yang mencerminkan ambisi dan ukuran pasar IoT selular di wilayah ini. Sejumlah persyaratan terkait penyelenggaraan teknologi 5G yang terus berevolusi akhirnya mendorong penyedia layanan untuk mulai menggunakan NB-IoT dan Cat-M1 di pasar mereka,” ujar Ronni dalam paparannya yang dihadapan media, Kamis (20/12).
Lebih lanjut Ronni mengungkapkan bahwa kedepan ada kecenderungan trafik penggunaan data selular akan semakin besar. Hal itu dipicu karena semakin meningkatnya penggunaan data video beresolusi tinggi yang kini semakin banyak diminati masyarakat.
“Dari laporan tersebut, pada Q3 2018, pertumbuhan trafik layanan data mendekati 79 persen dari tahun ke tahun dan ini merupakan pertumbuhan tertinggi sejak 2013. Antara 2018 – 2024, total trafik layanan data secara global diharapkan naik 5 kali lipat, dengan jaringan 5G diperkirakan akan memberikan kontribusi sebesar 25 persen dari total trafik data pada akhir periode,” ungkap Ronni.
Ronni Nurmal, Head of Network Solutions Ericsson Indonesia (kanan) dan Thomas Vidorrekto Customer Marketing Manager Ericsson Indonesia.
Sementara itu, menurut Fredrik Jejdling, Executive Vice President dan Head of Business Area Networks, mengatakan, “Seiring dengan terselenggaranya 5G di pasar, ketersediaan jangkauan dan pemanfaatan teknologi ini diperkirakan akan lebih cepat dibanding teknologi generasi sebelumnya,”
“Bersamaan dengan itu, pertumbuhan IoT selular juga semakin kuat. Apa yang kita lihat saat ini baru awal dari perubahan fundamental yang akan memberikan dampak signifikan pada konsumen dan industri,” ujar Fredrik.
Di Asia Tenggara dan Oceania (tidak termasuk India dan Cina), WCDMA dan HSPA masih menjadi teknologi yang dominan, yaitu mewakili 48% dari keseluruhan pelanggan data seluler. Namun, langganan LTE tumbuh 70 persen selama 2018 dan mewakili pangsa pasar sebesar 26 persen. Pertumbuhan LTE diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 63 persen dari keseluruhan langganan pada tahun 2024 di wilayah tersebut.
“Pertumbuhan trafik layanan data pada setiap smartphone aktif (GB per bulan) di wilayah ini akan semakin kuat, dari 3,8 GB setiap bulannya diiperkirakan akan menjadi 19 GB setiap bulannya pada tahun 2024,“ Ronni menimpali.
Menurut data analisis Ericsson dari App Annie 2018, rata-rata konsumsi data seluler per bulan di Indonesia menunjukkan peningkatan. Persentase pengguna yang mengonsumsi lebih dari 10GB data per bulan telah meningkat dari 12% pada bulan Oktober 2017 menjadi 26,8% pada bulan Oktober 2018.
“Peningkatan terbesar konsumsi data seluler adalah pada penggunaan aplikasi media sosial seperti WhatsApp (+153%), Youtube (+111%), Instagram (+41%), dan Facebook (30%). Selain lebih banyak penggunaan, konten video juga merupakan pendorong utama konsumsi data di Indonesia,” jelas Ronni
Menurut Ronni, dengan adanya berbagai prediksi perkembangan teknologi 5G tersebut, diharapkan akan menjadi masukan dalam penyusunan regulasi ataupun menjadi acuan trend bisnis kedepannya. Sehingga para pelaku industri bisa mengambil bagian ‘kue’ dalam penerapan dan implementasi teknologi 5G bagi perkembangan dan pertumbuhan bisnisnya.
Selain memaparkan Ericsson Mobility Report 2018, pada kesempatan tersebut Ericsson juga memaparkan 10 Hot Consumer Trends Report 2019. Laporan tren 2019 tersebut dipaparkan oleh Thomas Vidorrekto, Customer Marketing Manager Ericsson Indonesia.
Dalam paparannya dari 10 trend tersebut beberapa diantaranya diungkapkan bahwa sebanyak 20% pengguna ponsel pintar (smartphone) percaya 5G akan menghubungkan Internet of Things (IoT) dengan lebih baik.
Survei yang dilakukan perusahaa telekomunikasi asal Swedia tersebut menunjukkan bahwa layanan 5G dan virtual reality (VR) bakal menjadi tren teknologi di 2019. Survei ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi perusahaan telekomunikasi dalam menyediakan produk baru di 2019.
Menurut Thomas, trend teknologi sematrphone ke depannya akan mengarah pada penggunaan teknologi AI . Sehingga menurut Thomas segera akan hadir AI Smartphone, sebuah smarphone cerdas yang bisa menjadi asisten virtual pribadi.
Tags: Ericsson Mobility Report, implementasi teknologi 5G, Jumlah Langganan 5G, koneksi selular IoT