[section_title title=”Milenials Mengorbankan Keamanan demi Kenyamanan”]
Pada 2020, lebih dari 60% penduduk milenial (usia 18-34 tahun) berada di Asia Pasifik. Mereka akan menjadi demografi yang mempengaruhi bisnis aplikasi, memiliki ekspektasi tertentu mengenai bagaimana perusahaan memenuhi preferensi mereka.
Meski sangat paham teknologi, milenials terbukti menjadi demografi yang rentan serangan karena generasi digital meremehkan keamanan. Kurang dari setengah responden milenial (44%) memprioritaskan fitur keamanan, dibandingkan dengan 53% responden Gen X (usia 35-54 tahun) dan 69% generasi baby boomers (usia 55 tahun ke atas).
Secara umum, milenials memahami potensi risiko keamanan data, tetapi mereka tak begitu khawatir. Sebanyak 32% milenial menunjukan toleransi tinggi terhadap pembobolan, sebab mereka akan tetap menggunakan sebuah aplikasi meski datanya dibobol. Sebagai calon pemimpin dunia, milenial harusnya memahami tingkat risiko keamanan karena sikap santai generasi ini berpotensi merugikan dan menjadi alasan utama pembobolan keamanan.
Aplikasi kini menjadi wajah bisnis. Riset Curve of Convenience menjadi cerminan perjalanan pengguna untuk mendapat ‘pencerahan aplikasi’. Mereka diharapkan lebih memahami tarik ulur antara keamanan dan kenyamanan menggunakan aplikasi, serta memilih salah satu kadang berarti mau tak mau harus mengorbankan lainnya. Tantangan bisnis saat ini adalah menyeimbangkan kenyamanan dan keamanan. Juga, menghindari ‘jurang kenyamanan’ (convenience chasm), yakni ketika pengguna tidak puas dengan kenyamanan dan keamanan sebuah aplikasi.
Tags: Aplikasi, F5 Networks, generasi milenial, keamanan aplikasi, survei The Curve of Convenience