February 13, 2018

Tawarannya Ditolak Dua Kali, Ini Strategi ‘Kurang Bersahabat’ Broadcom untuk Kuasai Qualcomm

Penulis: Iwan RS
Tawarannya Ditolak Dua Kali, Ini Strategi ‘Kurang Bersahabat’ Broadcom untuk Kuasai Qualcomm  

Mobitekno – Penawarannya ditolak dua kali oleh Qualcomm (Qualcomm Inc.) tidak membuat Broadcom (Broadcom Ltd) patah semangat mewujudkan ambisinya mengambil alih rival mereka di industri semikonduktor tersebut.

Sebelumnya, Broadcom sudah melakukan penawaran pertama senilai US$ 130 miliar pada November 2017 lalu. Setelah ditolak, Broadcom kembali menaikkan penawarannya menjadi US$ 145 miliar yang diajukannya minggu lalu. Penawaran kedua ini tetap tidak membuat pihak Qualcomm berubah pikiran. Akhirnya mereka pun kembali menolak tawaran kedua Broadcom.

Meski menolak, Qualcomm masih berniat melakukan pertemuan secara langsung dengan Broadcom untuk membahas berbagai aspek penawaran akusisi ini, termasuk berbagai konsekuensi yang bakal dihadapi keduanya jika terjadi proses akuisisi.

Aksi tawar menawar ini sepertinya masih jauh dari selesai. Kabar terakhir, Broadcom mulai menimbang-nimbang strategi pengambilaihan (takeover) yang lebih frontal alias kurang bersahabat.

Agar dapat mengambil alih Qualcomm, Broadcom akan mencoba menguasai dewan direktur (BOD) Qualcomm, setidaknya enam posisi dari sebelas posisi (kursi) di dewan tersebut. Dengan menguasai setidaknya 6 dari 11 posisi di dewan direksi, Broadcom berasumsi akan bsia memegang kendali Qualcomm dalam berbagai keputusan penting di perusahaan.

 

Broadcom CEO Hock Tan
Hock Tan, CEO Broadcom, disaksikan Presiden Donald Trump, saat menyampaikan rencana perusahaannya memindahkan kantor pusat dari Singapura ke AS.

 

Broadcom akan mengeksekusi strategi/rencana ini setidaknya sebelum tanggal 6 Maret nanti saat pertemuan tahunan pemegang saham Qualcomm digelar. Dengan menguasi 6 dari 11 posisi di dewan direksi, Broadcom mungkin bakal mendapat lampu hijau terkait tawaran membeli Qualcomm. Di sisi lain, kontrol dominan di direksi (bukan menguasi total) juga membuat proses transisi dapat berlangsung secara gradual tanpa goncangan berarti.

Hock Tan, CEO Broadcom CEO, mengungkapkan optimismenya atas strategi baru ini. Menurtnya, “Para pemegang saham Qualcomm secara konsisten terus berkomunikasi aktif dan mendukung niat kami membeli (Qualcomm).”

Strategi baru Broadcom ini mungkin saja akan menempatkan Qualcomm pada posisi sulit yang akhirnya berujung harus menerima penawaan akuisisi atau merger tersebut. Kita tunggu saja perkembangan ‘saga’ Broadcomm-Qualcom ini.

 

Tags: , , , ,


COMMENTS