Mobitekno – Revolusi industri 4.0 tidak dapat dibendung, bisnis di segala bidang harus bersiap menghadapi perubahan global dunia yang mengombinasikan manufaktur tradisional dan praktik industri dengan dunia teknologi. Tantangannya tidak hanya bagaimana mengawinkan produksi dan operasi fisik dengan teknologi digital cerdas, mesin pembelajaran, dan big data untuk menciptakan ekosistem yang lebih holistik, tetapi juga bagaimana membangun sistem keamanan terpadu melawan ancaman eksternal dan internal.
Menurut Technical Consultant PT Prosperita – ESET Indonesia, Yudhi Kukuh, ancaman kejahatan cyber di era industri 4.0 akan semakin beragam dan masif. Pasalnya, menurut Yudhi hal itu disebabkan karena semakin banyaknya celah-celah masuknya serangan dari banyaknya device yang terhubung di jaringan IoT.
“Semakin banyaknya device yang terkoneksi ke jaringan internet maka semakin besar pula kemungkinan serangan mallware,” ujar Yudhi di Jakarta, baru-baru ini. Bahkan menurutnya, pola serangan mengalami perubahan dari malware sentrik menjadi sistem sentrik.
Lebih jauh Yudhi menjelaskan bahwa akan terjadi peningkatan kualitas serangan dan semakin beragam sehingga mengakibatkan kemungkinan kerugian yang semakin besar. Selain itu, lanjut Yudhi, para pelaku industri 4.0 juga mengalami ancaman dunia maya yang sama seperti organisasi lain, dimana bisnis dari semua ukuran menjadi sasaran kejahatan siber yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Technical Consultant PT Prosperita – ESET Indonesia, Yudhi Kukuh
Ponemon Institute dalam studinya di tahun 2018 manyatakan bahwa rata-rata kerugian akibat pelanggaran data secara global pada tahun ini mencapai 3.86 juta dolar atau meningkat 6,4 persen dari tahun 2017.
Sementara itu menurut Breach Level Index, basis data global dari pelanggaran data publik mengungkapkan 945 pelanggaran data menyebabkan 4,5 miliar catatan data dikompromikan di seluruh dunia pada paruh pertama tahun 2018. Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2017, jumlah data yang hilang, dicuri atau dikompromikan meningkat sebesar 133 persen.
Dari penjabaran di atas, ESET menilai ada beberapa tantangan besar yang dapat menjadi batu sandungan bagi dunia industri di tahun mendatang, yaitu ancaman-ancaman terkini yang dapat menyebabkan kerusakan dan kerugian besar bagi banyak perusahaan.
Menurut Yudhi, beberapa tantangan utama yang akan dihadapi oleh perusahaan saat masa peralihan industri yang membuka ruang bagi kejahatan siber untuk ikut berkembang dan menjadi ancaman terkini adalah sebagai berikut :
- Targeted Attack
- Ransomware
- Orang dalam/Insider