April 28, 2017

XL Axiata Tantang Mahasiswa Ciptakan Proyek Perlindungan Lingkungan Hidup

Penulis: Eko Lannueardy
XL Axiata Tantang Mahasiswa Ciptakan Proyek Perlindungan Lingkungan Hidup  

MOBITEKNO – PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) menantang mahasiswa di Indonesia untuk menciptakan proyek perlindungan lingkungan hidup. Melalui tantangan ini, XL Axiata berharap bisa mengantar para mahasiswa menjadi agen perubahan di tengah masyarakat, yang tidak hanya secara teoritis, namun bisa diwujudkan secara nyata.

Sementara itu, tema lingkungan hidup dipilih dengan pertimbangan perlunya edukasi secara terus-menerus kepada publik, khususnya generasi milenial, untuk peduli dengan isu-isu lingkungan, yang sangat nyata mempengaruhi kualitas hidup semua lapisan masyarakat. Untuk itu, XL Axiata kembali meluncurkan ajang Social Innovation Project 2017 bagi para mahasiswa peserta Program XL Future Leaders (XLFL) Batch 4.

Eka B. Danuwirana, Chief Corporate Affairs Officer XL Axiata mengatakan, "Hingga saat ini kita terus saja menghadapi problem perusakan lingkungan yang mengancam kehidupan masyarakat, misalnya kebakaran hutan, lahan kritis yang berdampak pada tanah longsor, penggundulan hutan yang menyebabkan banjir bandang, pengelolaan sampah perkotaan yang tidak menyeluruh, dan masih banyak lagi."

Eka melanjutkan, XLFL ingin menciptakan pemimpin yang bermental entrepreneur namun punya kepedulian tinggi terhadap kehidupan sosial disekitarnya. Jadi, setelah digembleng dengan semua materi XL Future Leaders yang tersaji secara komprehensif, maka pada tahun kedua sebelum menyelesaikan program, para mahasiswa wajib membuat karya yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

Hingga saat ini telah masuk sedikitnya 31 proposal proyek dari para mahasiswa. Beberapa di antaranya adalah mengembangkan aplikasi deteksi emisi karbon di Yogyakarta, pelatihan mengolah sampah plastik dan kertas untuk meningkatkan ekonomi di Jakarta, Medan, Palembang, Depok, Makassar, Semarang, Kendari dan Menado. Kemudian ada juga pembuatan saringan knalpot dari bahan alami di Pontianak.

Proposal lainnya juga masuk adalah pengelolaan air sungai di bantaran sungai Deli, pengembangan eco-tourism di Aceh, Surabaya dan Padang. Di Ambon ada proyek pengembangan hukum adat “Sasi” untuk melindungi jenis-jenis ikan tertentu yang mulai langka di perairan setempat. Sementara itu di Makassar ada pengembangan tanaman hias sistem Terarium di sebuah rumah susun.

Dalam setiap proyek, mahasiswa diwajibkan berpartner dengan komunitas masyarakat. Dengan demikian, ide dan karya mereka benar-benar merupakan solusi atas masalah yang dihadapi masyarakat. Selanjutnya, masyarakat pun bisa mengadopsi. Kelompok masyarakat yang disasar sebagai partner antara lain panti asuhan, masyarakat petani dan nelayan, lembaga dan komunitas lingkungan, serta NGO lokal. 

XL Axiata memberikan waktu selama delapan bulan sejak April 2017 bagi para mahasiswa untuk mewujudkan proposal mereka. Pertengahan bulan November 2017, mereka harus mempresentasikan hasil proyek dan evaluasi tersebut di depan para profesional, baik dari NGO, maupun dari lembaga atau perusahaan terkemuka yang punya pengalaman dan komitmen tinggi terhadap bidang teknologi, sosial, dan lingkungan.

Untuk mewujudkan setiap proyek yang dikembangkannya, para mahasiswa harus mampu menemukan solusinya. Tak hanya itu, XL Axiata juga akan memberikan sejumlah dana sebagai modal awal. Para peserta harus mampu berkreasi menciptakan peluang kerjasama dengan pihak lain agar proyeknya bisa terwujud dengan baik.

XL Axiata juga berharap setiap proyek dari ajang ini nantinya bisa diwariskan ke masyarakat. Apalagi, keterlibatan masyarakat merupakan inti dari program ini. Jadi, semua Inovasi akan dikembalikan kepada masyarakat untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang dihadapi. Beberapa karya di tahun sebelumnya sudah ada yang diterapkan dan dikembangkan atas kerjasama dengan pemerintahan lokal.

Ada beberapa karya sosial yang sudah menjalin kontrak dengan lembaga pemerintahan, komunitas, dan sektor swasta. Seperti misalnya aplikasi untuk museum yang berkerjasama dengan lembaga pemerintah. Lalu ada juga pengelolaan pupuk yang akan dikembangkan sektor swasta. Kemudian kurikulum Jendela Anak LPKA di Bandung yang akan dikembangkan komunitas.

"Dengan semakin banyaknya karya mahasiswa yang diadopsi oleh institusi lain, XL Axiata berharap seluruh karya mahasiswa yang terlibat di dalam XL Future Leaders ini bisa dilanjutkan pemanfaatannya bagi masyarakat, termasuk juga peluang untuk bisa lebih dikembangkan ke arah yang lebih sempurna," pungkas Eka.

Tags: , , , , ,


COMMENTS