MOBITEKNO – Era big data saat ini tentu membutuhkan tenaga ahli tersendiri untuk bisa menganalisa berbagai data yang saat ini jumlahnya begitu banyak, seiring dengan era IoT yang kini sedang berlangsung. Big Data yang merupakan sebuah keniscayaan tentu tidak bisa kita hindari. Hal itu karena laju perkembangan IT yang saat ini menuju era IoT yang tidak bisa terlepasakan dari ledakan data yang begitu besar jumlahnya.
Untuk bisa membaca dan mengalalisis data yang akurat tersebut tentu membutuhkan suatu keahlian tersendiri bagi tenaga IT dalam bidang BDA (Big Data Analytics). Sementara itu jumlah tenaga ahli khusus bidang BDA atau bisa disebut juga Data Scientist masih sangat minim sekali jumlahnya.
Berdasarkan laporan KPMG, Indonesia mungkin akan menghadapi kelangkaan profesional ICT terampil hingga sembilan juta orang mulai dari sekarang sampai dengan tahun 2030 yang termasuk di dalamnya jumlah Data Scientist.
Sementara menurut data IDC 62% perusahaan di Indonesia menganggap kurangnya keterampilan sebagai sebuah tantangan dalam menghadirkan nilai Big Data Analytics (BDA) yang seutuhnya bagi para pelanggan mereka.
Sehubungan dengan hal tersebut, Cloudera, penyedia global manajemen data dan platform analitik yang dibangun atas Apache Hadoop, kini meluncurkan sebuah program untuk mencetak tenaga ahli tersebut melalui sebuah paltform edukasi inisiatif BASE (Big Analytics Skills Enablement) di Jakarta, Kamis (23/03/2017).
Cloudera sebagai penyedia platform global terkemuka untuk mesin pembelajaran (machine learning) dan analitik canggih yang dibangun atas teknologi-teknologi open source terbaru ini menghadirkan inisiatif BASE dalam upaya menghasilkan tenaga kerja profesional data masa depan.
BASE menyatukan para mitra dari seluruh sektor publik dan swasta, dan membentuk sebuah ekosistem yang akan bekerja sama guna memastikan Indonesia memiliki jumlah tenaga profesional data terampil yang memadai di masa depan.
Daniel Ng, Senior Director APAC yang juga merupakan Pencetus Inisiatif BASE, mengungkapkan bahwa melalui BASE Initiative Cloudera ini, kami menyatukan perusahaan-perusahaan dari sektor publik dan swasta untuk bekerja sama dengan komunitas big data, serta membina, melatih, berkolaborasi, dan mempekerjakan para tenaga kerja profesional big data.
"Program BASE di Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Pasifik," ujar Daniel Ng saat peluncuran BASE di Jakarta, Kamis ( 23/03/2017). Dalam kesempatan tersebut Daniel juga mengungkapan betapa pentingnya pengelolaan data yang begitu besar tersebut.
"Data dapat membuat apa yang hari ini mustahil menjadi sesuatu yang mungkin dilakukan di masa depan. Data juga tidak akan berguna jika tidak ada sumber daya manusia yang mengolahnya,” ujar Daniel menjelaskan.
Menurut Daniel, Indonesia memang membutuhkan tenaga ahli dalam bidang analisis data (data scientist). Menurutnya, saat ini banyak berbagai masalah yang bisa dicarikan solusinya melalui analisa data.
BASE yang merupakan pelengkap program Cloudera Academic Partnership (CAP) ini menggandeng 16 mitranya seperti Bank Danamon, Dell EMC, Microsoft, Red Hat, Telkomsigma, beserta perusahaan berbasis komunitas, seperti Data Science Indonesia.
Mereka telah bergabung dengan BASE Initiative di Indonesia, dan berkomitmen untuk berperan serta dalam ekosistem kolaboratif ini. Institusi-institusi akademis seperti Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan Universitas Telkom juga telah bergabung guna memberikan pelatihan keterampilan data kepada mahasiswa mereka.
Tags: big data, Cloudera, Cloudera BASE, machine learning, open source, Solusi Cloudera