MOBITEKNO – Belakangan ini, masyarakat pengguna Internet diramaikan dengan sebuah bug bernaa CloudBleed yang dapat membahayakan bagi berbagai account di aplikasi-aplikasi berbasis cloud. Bug ini mulai merebak pada akhir Februari 2017 lalu dan membuat banyak orang kebingungan karena berpotensi membahayakan website. Website yang memiliki bug ini bisa menampilkan informasi-informasi yang sensitif kepada publik luas.
Menanggapi masalah yang sedang ramai ini, Symantec pun tidak tinggal diam. Dengan integrasi antara CloudSOC Cloud Access Security Broker (CASB) dan portofolio keamanan Symantec, perusahaan keamanan ini menghadirkan solusi untuk menangani bug tersebut.
Saat ini CloudSOC berhasil mengidentifikasi adanya 2.000 aplikasi yang berpotensi terinfeksi CloudBleed. Mereka juga melacak kerentanan CloudBleed yang dapat menyebabkan risiko di aplikasi-aplikasi cloud. Oleh sebab itu, Symantec pun menyarankan konsumennya menggunakan CloudSOC Audit ini sehingga dapat mengidentifikasi bahaya ini secara otomatis.
Dengan memanfaatkan CloudSOC Audit AppFeed (yang tersedia di Symantec Global Intelligence Network), konsumen Symantec ProxySG dapat membuat sebuah kebijakan untuk mengotomatisasi pengiriman peringatan kepada pengguna tentang aplikasi-aplikasi cloud yang berisiko. Pemberitahuan yang dipicu oleh penggunaan aplikasi yang rentan ini dapat menginstruksikan pengguna untuk memperbarui password mereka dan menginformasikan bahwa akun cloud mereka telah terekspos.
Penggunaan CloudSOC juga memberukan organisasi untuk tingkat visibilitas yang uni dan kontrol otomatis untuk penggunaan aplikasi-aplikasi cloud serta layanan yang terintegrasi ProxySG, Web Security Services, EndPoint Protection, DLP dan Symantec Global Intelligent Network. Dengan integrasi ini, para konsumen dapat memanfaatkan kemampuan-kemampuan seperti proses intelijen yang lebih mendalam, visibilitas yang lebih luas, dan fungsi kontrol otomatis.
Tags: Bahaya Cloud, Bug, CDN, CloudBleed, CloudFlare, Keamanan Cloud