MOBITEKNO – Teknologi otonom yang mampu memindahkan orang dari satu titik ke titik lainnya dengan kendaraan tanpa supir memang masih terus dikembangkan untuk mencapai kesempurnaan. Teknologi ini sudah cukup tinggi dalam memudahkan manusia, terutama untu menjalankan aktivitasnya sehari-hari bersama kendaraan. Namun bagi Nissan, hal ini belum cukup. Menurut Nissan, teknologi otonom dapat mengubah pola hubungan antara manusia dengan teknologi di masa depan. Oleh sebab itu, Nissan, melalui Hiroshi ishiguro, profesor Osaka University, ahli robotika, bersama-sama mengembangkan sebuah robot humanoid replikanya sendiri.
Tujuan dilakukannya pengembangan robot humanoid ini adalah agar teknologi bisa menjadi mitra bagi manusia. Ishiguro mencontohkan pada mobil otonom yang tidak hanya berguna bagi masyarakat perkotaan, tetapi juga pedesaaan yang infrasturkturnya belum terlalu kuat. Teknologi otonom (swakemudi) ini bisa saja diterapkan pada bus-bus tua yang dapat mengatur lajunya menyesuaikan dengan kondisi bus itu sendiri. Dengan demikian, teknologi otonom bisa menjadi mitra yang pas untuk manusia. Hal yang sama juga akan berlaku untuk swateknologi. Melalui sebuah robot humanoid, dokter bisa mendapatkan hasil diagnosis dengan cepat, atau membantu interaksi dengan anak-anak autis. Robot humanoid ini ke depannya akan sangat membantu manusia.
Interaksi antara robot humanoid dengan kendaraan otonom pun bisa dilakukan. Ishiguro bahkan ingin keduanya menyatu dalam sistem kendaraan sehingga apapun informasi atau tindakan cepat yang harus dilakukan saat itu bisa dilakukan dari dalam kendaraan. “Saya percaya, nantinya mobil dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kualitass hidup penggunanya,” kata Ishiguro.
Namun, melakukan hal itu saat ini masih penuh tantangan. Masyarakat masih banyak yang bertanya-tanya mengenai teknologi baru ini. “Meskipun awalnya enggan karena harus belajar bagaimana menggunakan alat atau mesin baru, pada akhirnya manusia akan dapat menerima teknologi baru. Hal ini terbukti berulang-ulang sepanjang sejarah,” ungkap Ishiguro. “Hal ini sama saja pada saat manusia pertama kali berkenalan dengan komputer atau saat pertama kali menggunakan smartphone,” tambahnya.
Teknologi memang tidak bisa dihindari dan manusia pun pada akhirnya aan mengikuti arus teknologi. Jadi, jika pada saat ini masih banyak orang ragu akan berbagai teknologi otomatis, seperti yang ada di kendaraan, ke depannya pasti hal itu berubah.
Hiroshi Ishiguro
Agar teknologi yang dikembangkan bermanfaat bagi banya orang, kehadiran robot humaanoid ini harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan dalam berbagai cara berbeda melalui perangkat lunak. Kemampuan sebenarnya ini sudah ada pada komputer dan telepon pintar, namun belum terealisasi pada robot. Oleh sebab itu, Ishiguro bersama Nissan berusaha untuk mendesain sebuah aplikasi yang hebat yang hanya bisa digunakan untuk robot. Dengan cara ini, eksistensi robot bisa tersebar di seluruh dunia.
Bagi Ishiguro, Tidak ada yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi secara pasti. Dahulu, ada kebutuhan yang kuat untuk mobil dan kulkas, sehingga mereka diciptakan sebagai produk. Namun, saat ini belum ada kebutuhan akan robot. Masyarakat perlu beradaptasi dengan teknologi baru; oleh karena itu, memperkenalkan sesuatu yang bisa dengan mudah diadaptasi itu perlu.
Sama halnya pada mobil. Jika mobil swakemudi hanya memiliki kemampuan untuk mentransportasi seseorang dari satu tempat ke tempat lainnya, saya rasa mobil swakemudi tidak akan mengubah dunia.
Swateknologi haruslah dapat menciptakan sebuah kemitraan dan membuat hidup lebih menyenangkan, sehingga pengalaman manusia saat berpindah ke teknologi baru ini (swakemudi), akan sama saat orang-orang pindah dari telepon genggam biasa ke telepon pintar. Manusia akan menerimanya dengan terbuka.
Tags: Nissan, Nissan Motor Indonesia, Nissan Robot Humanoid, NMI, Swakemudi, Swateknologi, Teknologi Nissan