MOBITEKNO – Pada November tahun lalu, Samsung mengeluarkan pernyataan resmi mengenai rencana membeli perusahaan asal AS, Harman International Industries. Akusisi perusahaan yang dikenal dengan produk audio dan infotainment system, seperti Harman Kardon, JBL, atau AKG Acoustics ini bisa dikatakan sebagai salah satu kabar terbesar Samsung sepanjang 2016 lalu, selain tentu saja insiden meledaknya Galaxy Note 7.
Masuk 2017 di awal Maret ini, raksasa elektronik ini memberikan konfirmasinya soal kelarnya proses akuisisi Harman International Industries yang nilai transaksinya mencapai US$ 8 miliar (sekitar Rp 107 triliun). Sebagai konsekuensinya, Samsung pun harus membayar uang tunai ke masing-masing pemegang saham Harman sebelumnya sesuai persentasi kepemilikannya (US$ 112 per lembar sahamnya).
Meski kepemilikan Harman sudah sepenuhnya dikuasai Samsung, struktur dan strategi perusahaan sejauh ini masih berjalan seperti biasa. Dinesh Paliwal, sang CEO Harman juga masih dipercaya menempati posisi yang sama dengan sebelumnya.
Bukan pimpinan saja, karyawan, aset perusahaan, dan berbagai merek/brand produk dari Harman masih akan dipertahankan oleh Samsung. Jadi, bisa dikatakan Harman akan beroperasi layaknya anak perusahaan Samsung yang independen.
Selain dikenal sebagai penyedia solusi atau produk yang berkaitan dengan audio di mobil, Harman juga aktif melakoni berbagai solusi teknologi mobile terkoneksi (connected car) yang akhir-akhir ini menjadi tren di industri otomotif. Teknologi connected car berkaitan langsung dengan aspek, seperti infotainment, telematik, OTA, cyber-security, hingga manajemen suara atau akustik pada mobil.
Menurut Young Sohn, Presiden dan Chief Strategy Officer Samsung Electronics, "Ke depannya, Samsung akan berkolaborasi erat dengan Harman untuk mengeksekusi visi mereka bersama." Apa saja nantinya akan menarik ditunggu di waktu mendatang.