MOBITEKNO – Setelah malang melintang dan mengambil keuntungan dari para pengguna PC Desktop, kini Ransomware juga mengincar perangkat mobile dan wearable device yang semakin banyak digunakan oleh masyarakat yang selalu aktif. Hal ini diungkapkan oleh langsung oleh Choon Hong Chee, Director Asia Consumer Business Norton by Symantec, saat mengantarkan laporan bahaya Ransomware dan Bisnis 2016 pekan lalu di Jakarta.
Perangkat mobile yang selalu online dan sudah menjadi perangkat penting sehari-hari manjadi target yang menarik bagi para hacker untuk mengambil keuntungan. Tidak hanya perangkat mobile, wearable device seperti penggunaan smartwatch yang terkoneksi dengan sistem operasi di smartphone atau yang sudah memiliki sistem operasi sendiri pun juga sudah menjadi target. Perangkat-perangkat ini kini sudah menjadi teman setia bagi para penggunanya untuk menunjang aktivitasnya setiap hari. Mengunci perangkat ini dan selanjutnya meminta tebusan untuk membukanya menjadi cara kerja Ransomware di perangkat bergerak ini.
“Kami dari Norton memang belum memiliki sistem proteksi khusus untuk perangkat wearable. Namun, kami memiliki Norton yang dapat digunakan untuk perangkat mobile ini. Jadi, jika pemilik menggunakan Norton versi mobile di perangkat bergeraknya, mereka bisa terhindar dari bahaya ransomware,” ujar Choon Hong Chee.
Indonesia sendiri sampai saat ini masih menjadi sasaran empuk bagi para penjahat cyber untuk menyebarkan gangguan Ransomware. Untuk Ransomware, Indonesia masih menduduki peringkat 13 di dunia dengan 14 serangan Ransomware setiap harinya. Sementara secara global, Ransomware masih menjadi ancaman serius. Bahkan, di tahun 2015 dideteksi ada sekitar 100 kelompok Ransomware di dunia. Para kelompok penjahat ini pun semakin besar dalam meminta tebusan dari target serangannya, melonjak hingga US$ 679, meningkat dari angka US$ 295 pada tahun 2015.
Tags: Cyber Attack, Norton, Ransomware, Symantec, Virus