MOBITEKNO – Ada satu lagi smartphone lokal yang meramaikan persaingan di pasar Tanah Air. Bernama Luna, smartphone Android (Android 6.0 Marshmallow) ini dijagokan untuk bersaing di segmen harga di atas Rp 3 juta oleh vendor Luna Indonesia Indonesia bekerjasama dengan pabrikan Taiwan, Foxconn.
Pemerhati proses manufaktur tentu sudah mengetahui Foxconn (Foxconn Technology Group) yang sudah diakui kemampuannya dalam memproduksi berbagai smartphone atau perangkat elektronik kelas global. Sebut saja seperti Apple iPhone/iPad, Samsung Galaxy, Nokia hingga Sony PlayStation 4.
Bahkan, pabrik Foxconn yang berencan mendirikan pabrk lain di India senilai US$ 10 miliar juga bakal diincar produsen smartphone, seperti Xiaomi, Asus, OPPO, OnePlus hingga inFocus sebagai basis produksinya untuk dijual di pasar India dan global.
Meski bekerjasama dengan pabrikan Foxconn yang sejauh ini belum membangun pabrik di Indonesia, smartphone Luna akan tetap dirakit di dalam negeri dalam rangka pemenuhan aturan TKDN (Tingkat Dandungan Dalam Negeri) bagi produk smartphone 4G LTE agar dapat dipasarkan di pasar lokal.
Pabrik perakitan samrtphone Luna akan berlokasi di Semarang, Jawa Tengah. Selain merakit smartphone Luna, pabrik ini juga akan melakukan proses perakitan samrtphone lokal lainnya, yaitu Evercoss. Vendor Evercoss sendiri akan bekerjasama dengan Luna Indonesia untuk mendukung pendistribusian smartphone Luna di pasar Indonesia.
Dalam sambutan saat peluncuran Luna (7/11/2016) yang juga dihadiri Menkominfo Rudiantara, Chief Marketing Officer Luna Indonesia, Nina Ratna Wardhani, menyatakan. “Kami meluncurkan ponsel Luna yang namanya berasal dari kata Lunar (bulan) bukan hanya bagi pengguna yang generasi muda, api juga para traveler dan pebisnis.”
"Selain kuaitas kameranya sangat tajam, desainnya juga stylish, berbahan logam, dan berdesain unibody," kata Nina seperti ingin memberikan argumen harga Luna yang relatif di atas rata-rata tersebut. Smartphone Luna yang ditawarkan seharga Rp 5,499 juta bisa dikatakan sebagai smartphone lokal termahal yang beredar saat ini.
Nuansa premium Luna dengan unibodi, build quality, dan teksturnya yang presisi memang ‘terasa’ saat smartphone ini dipegang langsung oleh pengguna. Tidak heran karena menurut Luna Indonesia, proses manufaktur Luna dilakukan melalui metode 8 tahapan CNC (Computer Numeric Control) dukungan Foxconn.
“Proses pembuatan body-nya memakai logam dengan 8 CNC process sehingga hasilnya benar-benar presisi. Proses ini digunakan di sektor manufaktur yang melibatkan penggunaan komputer untuk mengontrol peralatan mesin (computer numeric control) yang mencakup internal structure & processing, antenna structure processing, screen structure processing, 3D side hoe machining, 360 drilling Qieja, structure end milling, dan overall polishing process. Semuanya dilakukan dengan ketelitian tingkat tingggi menggunakan teknologi mutakhir,” pungkas Nina.
Sekilas desain Luna mirip dengan iPhone dengan sedikit lengkungan pada keempat sudutnya serta pemberian aksen garis antena di sisi belakang. Sedikit perbedaan dari iPhone ditemui pada adanya tombol lingkaran kecil untuk meng-ON/OFF tampilan layar yang mengingatkan kita akan smartphone Sony Xperia Z series.
Smartphone Luna hadir dengan bentang layar 5,5 inci (Full HD, 1080 x 1920 pixel dengan kaca proteksi layar Gorilla Glass 3 (GG3). Agar harganya masih dikisaran 5 jutaan, Luna Indonesia harus sedikit berkompromi dengan memakai prosesor quad-core Qualcomm Snapdragon 801 (2,5 GHz, CPU Krait 400, GPU Adreno 400) yang terbilang bukan prosesor terbaru karena sudah dirilis sejak tahun 2014 lalu.
Sekadar informasi, Snapdragon 801 (MSM8974AC) adalah prosesor 32 bit smartphone yang populer digunakan smartphone high-end di tahun 2014 atau 2015, seperti OnePlus One, Samsung Galaxy S5, Xiaomi Mi 4, LG G3, Lenovo Vibe Z2 Pro, Lenovo Zuk Z1, Sony Xperia Z3 hingga Blackberry Pasport.
Keputusan Luna Indonesia memilih prosesor high-end di era 2014 boleh jadi lebih bijaksana ketimbang harus memilih prosesor Qulacomm kelas menangah yang lebih baru, seperti Snapdragon 616 atau Snapdragon 617 dengan konsekuensi harga Luna bisa menjadi lebih tinggi lagi.
Meski tidak dapat dibandingkan secara ‘apples to apples’ karena perbedaan arsitektur (32 bit vs 64 bit), performa Snapdragon 801 dengan clock-nya lebih tinggi (4 core 2,5 GHz vs 8 core 1,2 GHz) terbukti lebih cepat menjalankan beberapa aplikasi ketimbang Snapdragon 616/617. Ini juga berkat dukungan memory channel (2 vs 1) dan memory bandwidth (14.9 GB/s vs 6.4GB/s) Snapdragon 801 yang lebih baik dari Snapdragon 616/617.
Smartphone Luna juga telah mengusng RAM 3 GB, internal storage 64 GB, serta adanya slot microSD untuk ekspansi kapasitas storage hingga 128 GB. Selain didukung baterai Lithium-Polymer 3.000 mAh (non-removable), Luna dilengkapi juga dengan fasiltias dual SIM, 4G LTE, NFC, Bluetooth 4.0, WiFi 802.11 a/b/g/n/ac, serta beragam jenis sensor (accelerometer, light, orientation, proximity, gyroscope, sound sensor, dan magnetic sensor).
Salah satu unggulan Luna lainnya adalah kamera. Kamera utamanya berkualitas 13 MP (dual tone flash LED, kendali kecepatan rana (shutter), dan multi mode. Menu kamera telah menyediakan mode HDR, scene mode, effect, smart denoise, auto tracking, shutter control,panorama, motion photo, hingga dynamic lighting. Adapun kamera depan atau selfie berkualitas 8 MP (aperture f/1.8 dan wide angle 80 derajat).
Dengan banderol Rp 5,5 juta, smartphone Luna akan tersedia dalam dua pilihan warna, yakni silver dan space grey. Selain tersedia di toko offline, seperti di toko Erafone dan Pazia, smartphone ini akan juga dijual via jalur online, seperti di Blibli, Point2000, MatahariMall, Alfacart, Lazada, JD.id, elevania, tokopedia, dan lain-lainnya.
Harga Luna berada di atas rata-rata harga smartphone umumnya. Harganya lebih tinggi dari smartphone lokal seperti Polytron Prime 7S (Rp 3,79), atau beberapa varian ASUS ZenFone 3 dan OPPO F1.
