MOBITEKNO – Hingga saat ini, dunia maya a.k.a internet masih terbilang rentan dengan beragam ancaman (cybercrime). Bahkan, orang-orang yang tak bertanggung jawab banyak mengambil keuntungan dari sejumlah celah yang ada internet dan faktanya, ancaman seperti malware terus berkembang.
Tak hanya berupa data-data penting yang berhasil dicuri oleh penjahat dunia maya, tetapi mereka juga bisa mengambil keuntungan lainnya, seperti uang misalnya. Cukup dengan menempatkan malware di sejumlah jaringan yang ada, mereka dapat dengan mudah mengontrol dan akhirnya mengambil apapun yang diinginkan.
Tak hanya menyerang kepada perorangan, kini sejumlah malware berbahaya yang ditempatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab tersebut juga banyak menyerang institusi atau perusahaan, seperti rumah sakit dan perbankan. Kejadian ini pun tersebar di banyak negara, seperti Amerika Serikat, Rusia dan Tiongkok.
Bagaimana dengan di Indonesia? Seperti diungkapkan oleh Alexander Gostev, Chief Security Expert, Kaspersky Lab di hadapan sejumlah media di Jakarta, (6/9) bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-33 di dunia untuk serangan malware. Walaupun masih tergolong aman, ada baiknya tetap waspada.
"Ancaman keamanan di ranah digital, seperti internet terus mengalami peningkatan. Tak hanya pengguna perorangan yang menjadi sasaran mereka, tetapi beberapa perusahaan juga menjadi incaran mereka. Para penjahat ini akan memanfaatkan ransomware yang ujung-ujungnya untuk mendapatkan uang," ujar Gostev.
Untuk diketahui bersama, ransomware yang dikembangkan oleh para penjahat dunia maya ini memanfaatkan malware khusus untuk mengunci atau mengenkripsi data korban. Selanjutnya, para penjahat tersebut akan meminta uang tebusan dengan janji manis bahwa data yang terenkripsi akan dikembalikan seperti sebelumnya.
Banyak cara bagi para penjahat dunia maya ini untuk mendistribusikan malware yang dikembangkannya. Ditegaskan oleh Gostev, salah satu cara klasik yang saat ini masih sering dilakukan adalah melalui e-mail palsu. Cara lainnya, dilakukan lewat USB Flash Disk atau melalui aplikasi palsu yang ditempatkan di banyak marketplace.
"Hingga saat ini, masih banyak orang yang mudah tertipu ketika ia menerima e-mail yang masuk ke PC di kantornya. Ketika pesan e-mail tersebut dibuka, secara otomatis malware sudah siap untuk melakukan serangan. Oleh karena itu, tak ada salahnya untuk terus waspada jika kita menerima e-mail yang tak jelas siapa pengirimnya," tambah Gostev.
Maraknya serangan di dunia maya juga tak terlepas dari ulah hacker yang kini banyak menawarkan program buatannya di pasar gelap. Sangat sulit dilacak, program yang mereka tawarkan dijual dengan transaksinya menggunakan BitCoin. Diindikasikan, tindakan kriminal ini juga terus berkembang karena ada keuntungan besar yang bisa mereka dapat.
Apakah ada solusi yang optimal untuk mencegah semua masalah tersebut? Gostev menambahkan bahwa saat ini semua perusahaan sudah sepatutnya untuk lebih waspada menjaga semua aset yang dimilikinya, termasuk data-data penting. Untuk itu, gunakan solusi keamanan yang mumpuni untuk mencegah malware berbahaya menginfeksi jaringan yang dikelolanya.
"Kaspersky tak pernah berhenti untuk terus mengedukasi banyak orang, termasuk kepada sejumlah perusahaan terkait dengan ancaman di dunia maya. Maraknya aksi-aksi kejahatan semacam itu, membuat kita semua harus lebih waspada. Jaga jaringan yang kita kelola dengan solusi keamanan yang optimal," tutup Gostev.
Tags: Cybercrime, Kaspersky Lab, Keamanan, malware, Ransomware