February 5, 2016

Rebranding Grab Taxi menjadi Grab Bukan Hanya Sekadar Ganti Logo

Penulis: Iwan Ramos Siallagan
Rebranding Grab Taxi menjadi Grab Bukan Hanya Sekadar Ganti Logo  

MOBITEKNO – Aplikasi pemesanan angkutan online GrabTaxi di awal tahun ini memutuskan untuk melakukan rebranding sebagai refleksi dari pertumbuhan bisnisnya dan beragamnya opsi moda transportasi yang mereka tawarkan selama ini.

Tepatnya pada Rabu (03/02) di Jakarta, GrabTaxi yang bernaung di bawah GrabTaxi Holdings secara resmi memperkenalkan brand barunya, Grab, kepada publik secara resmi. Rebranding menjadi Grab ini juga disertai dengan penggunaan logo baru yang

Grab yang ada di enam negara Asia Tenggara (Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Filipina) ini sejauh ini telah menyediakan layanan angkutan mulai dari taksi (GrabTaxi), penyewaan kendaraan pribadi (GrabCar), ojek (GrabBike), dan pemesanan kurir (GrabExpress).

Evolusi menjadi Grab menandai tonggak penting bagi perusahaan asal Malaysia yang berpusat di Singapura sejak hadir di Indonesia sekitar 18 bulan lalu. Grab telah menjadi aplikasi transportasi darat terkemuka dengan platform transportasi paling aman di Tanah Air.

Poin ‘platform paling aman’ di sini tampaknya seperti ingin menegaskan bahwa layanan sejenis lainnya di Indonesia masih perlu memperbaiki diri dengan Grab sebagai benchmark-nya. Grab selama ini telah memiliki ‘tech hub’ sebagai engineering center di tiga kota di dunia (Singapura, Seattle, dan Beijing). Tech hub ini akan mendukung platform online Grab agar selalu berjalan optimal, bebas gangguan, dan aman dari ancaman luar.

Logo baru Grab yang punya makna kebebasan terdiri dari dua garis (terinspirasi dari jalan raya) yang membentuk tulisan Grab. Di sini, garis juga menggambarkan jalan dengan segala kemungkinan yang tak berujung. Logo tersebut merupakan simbol dari perjalanan baru Grab bersama dengan para mitranya, baik penumpang, pengemudi, karyawan, dan masyarakat pada umumnya.

Meski belum lama hadir di Indonesia, Grab mengalami pertumbuhan yang yang bisa dibilang luar biasa. Layanan GrabCar-nya mencatat rata-rata pertumbuhan jumlah tumpangan hingga 35 persen per bulannya. Lebih hebatnya lagi adalah pertumbuhan layanan ojeknya, GrabBike yang mencatat pertumbuhan 75 persen.

Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia, mengatakan “Seluruh pengemudi kami memiliki surat izin, asuransi, dan telah melalui proses penyaringan yang ketat. Sebagai tambahan, seluruh pengemudi GrabBike kami juga menjalanin tes safety riding yang telah dikenal di Indonesia.”

“Dalam hal teknologi, kami menyediakan informasi pengemudi secara rinci kepada penumpang dan fitur Share My Ride yang memungkinkan penumpang untuk berbagi keberadaan mereka melalui GPS. Keselamatan merupakan prioritas utama kami, dan standar kami jauh melebihi pemain lain di industri ini”, tambah Ridzki.

Menjawab detail target 50 persen pangsa pasar tahun ini untuk layanannya GrabBike, seperti yang disampaiakan Ridzki Kramadibrata sebelumnya, Kiki Rizki, Country Head of Marketing GrabBike menjawab diplomatis bahwa target 50 persen pangsa psar GrabBike bukan hanya berkaitan dengan jumlah armada, tapi lebih berarti keseluruhan bisnisnya.

“Kami tidak bisa memberikan tumpangan apabila tidak mempunyai armada (yang memadai). Sebaliknya apabila tidak ada demand, tidak ada tumpangan. Buat apa adanya armada, kalo tidak ada penumpang”, jelas Kiki.

 

Tags: , , , , , ,


COMMENTS