MOBITEKNO – Sejumlah survei menunjukkan, pada kuartal pertama tahun ini saja pengeluaran TI terus meningkat tajam sejalan maraknya kasus serangan dan pelanggaran terhadap sistem jaringan dan server di perusahaan.
Kerusakan akibat aksi hacker di dunia maya ini bahkan akan terus meningkat sejalan dengan jenis serangannya yang kian kompleks dan sulit dideteksi. Menurut survei Gartner (19/6/2016), risiko terbesar bisnis di dunia digital adalah ancaman keamanan (cyber security).
Menurut Gartner, pelaku bisnis pun menyadari ancaman ini, seperti terbukti dari meningkatnya anggaran belanja solusi keamanan teknologi informasi (TI) setiap tahunnya. Bahkan anggaran belanja solusi TI diprediksi akan mencapai nilai US$ 101 miliar pada 2018 nanti.
Adanya eskalasi ancaman dalam beberapa tahun belakangan ini di dunia, termasuk di Indonesia membuka peluang tumbuhnya bisnis penyedia layanan solusi keamanan TI yang profesional yang siap setiap saat (24 jam tanpa henti). Salah satunya yang baru saja menawarkan layanan kemanan ini adalah Defenxor.
Defenxor yang dimiliki PT Defender Nusa Semesta, penyedia layanan solusi TI belum lama ini mengundang beberapa media untuk mengunjungi fasilitas security operations center (SOC) pertama di Indonesia di gedung Centennial Tower, Jakarta. Dalam operasinya, Defenxor berafiliasi dengan penyedia solusi infrastruktur TI asal Indonesia, CTI Group, yang bisnisnya sudah meluas di kawasan Asia Tenggara.
Defenxor, penyedia solusi security intelligence, risk, dan compliance telah mengumumkan secara resmi kesiapan fasilitas Security Operations Center (SOC) yang didesain untuk memberikan layanan pengelolaan keamanan fungsi TI secara komprehensif kepada para pelaku bisnis di seluruh Indonesia.
“Kami hadir sebagai spesialis IT Security,” kata Presiden Direktur Defenxor, Toto A. Atmojo dalam konferensi pers peluncuran Security Operations Center (SOC) Defenxor Intelligent Managed Security (DIMS), di Centennial Tower, Jakarta belum lama ini (27/5/2016).
DIMS menawarkan fitur kemanan lengkap Defenxor Appliance yang menyediakan fungsi, seperti Log & Event Management menggunakan SIEM dan Full-text Search Engine, yang mudah di-install di lingkungan TI pelanggan.
Menurut Toto, pelanggan yang memakai faslitas SOC dengan layanan kemanan DIMS ini tidak lagi direpotkan dengan aspek kemanan data perusahaan. Pelanggan bisa mengidentifikasi serangan lebih cepat, mengurangi kompleksitas dalam me-manage kemanan, dan meningkatkan postur keamanan.
Defenxor melengkapi juga DIMS dengan mobile app (Android, iOS) yang memungkinkan pelanggan bisa memantau kondisi keamanan bisnis dan berbagai informasi lainnya secara real-time di mana saja dan kapan saja.
Toto menjelaskan, pengoperasian SOC dan layanan DIMS merupakan bagian dari strategi Defenxor untuk memberikan solusi yang bisa membantu pelaku bisnis membangun postur keamanan yang kuat sehingga dapat membantu mereka mengelola risiko, meningkatkan pelayanan dan memangkas biaya.
“Infrastruktur TI, pengalaman dan keahlian Defenxor sebagai perusahaan yang berafiliasi dengan CTI Group didukung oleh kemampuan mengelola berbagai solusi keamanan TI dari vendor-vendor terkemuka di dunia dapat membantu memaksimalkan investasi solusi keamanan TI para pelaku usaha yang harus memenuhi compliance, dan berbagai tuntutan lain tanpa harus menambah sumber daya, “ ujarnya.
Sejauh ini, SOC Defenxor yang telah beroperasi sejak Maret lalu sudah menangani sistem keamanan di empat klien pemerintahan (perusahaan Tbk atau BUMN). Meski enggan menyebut secara detail siapa saja kliennya (karena terikat aturan perjanjian), Toto menyebutkan bahwa lingkup industrinya mulai dari sektor perkebunan, IT, dan transportasi.
Tags: CTI Group, Defenxor, PT Defender Nusa Semesta, Security Operations Center, SoC, Toto A. Atmojo