MOBITEKNO – Kenyataan ini berdasarkan hasil riset studi yang dilakukan oleh SAP dan Oxford Economics. Padahal, perusahaan yang siap dengan era digital mampu melakukan pertumbuhan laba yang lebih kuat, mendorong karyawan dengan keterlibatan yang lebih tinggi, dan dapat menimbulkan budaya kerja yang lebih inklusif. Namun, hasil yang diperoleh ini lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 16 persen.
Bagi perusahaan yang siap dengan era digital juga memiliki para pemimpin yang berdedikasi dalam mengkomunikasikan strategi digital secara menyeluruh serta dapat terus meningkatkan ketrampilan tim manajemen sekaligus merampingan struktur organisasi. Hasil studi ini juga menampilkan bukti bahwa perusahaan-perusahaan yang ada di Asia Tenggara, selama tiga tahun ini memiliki bisnis yang lebih beragam. Tiga perempat dari responden Asia Tenggara melihat peningkatan keragaman dalam angkatan kerja di organisasi mereka, dan 42% melihat peningkatan dalam kepemimpinan senior, dibandingkan dengan 67% dan 34% secara global. Namun, kurang dari 40% di negara Asia Tenggara menyatakan perusahaan mereka memiliki program keberagaman yang efektif di dalam organisasi, secara tidak langsung menyatakan bahwa perusahaan Asia Tenggara bisa melakukan hal yang lebih lagi, terutama di tingkat eksekutif dan dewan komisaris.
"Angkatan kerja yang beragam mendorong ide-ide yang berani dan inovatif untuk berkembang dan pada akhirnya, menyediakan wawasan yang hanya mungkin di dapat melalui keberagaman,” kata Scott Russell, president Dan Managing Director SAP Asia Tenggara.
Hasil studi tersebut juga menunjukkan bahwa menjadi seorang pemimpin digital memiliki banyak keuntungan, diantaranya adalah:
- Kinerja keuangan yang lebih kuat: 76% dari eksekutif ditandai sebagai Pemimpin Digital melaporkan pendapatan dan pertumbuhan laba yang kuat, dibandingkan dengan 60% dari semua eksekutif Asia Tenggara lainnya.
- Karyawan yang puas dan terlibat: Kepemimpinan digital yang efektif mendorong lebih dari kinerja keuangan – tetapi juga budaya kerja yang lebih sehat. 87% dari Pemimpin Digital memiliki karyawan yang lebih puas, dibandingkan dengan hanya 51% responden di Asia Tenggara. 75% dari Pemimpin Digital juga memiliki karyawan yang lebih mungkin untuk tinggal di pekerjaan mereka jika diberi kesempatan untuk keluar, dibandingkan dengan 45% di wilayah Asia Tenggara.
- Strategi bakat yang lebih matang: Pemimpin Digital lebih mungkin untuk berinvestasi dalam bakat dan memiliki strategi yang jauh lebih maju untuk perekrutan, pengembangan dan retensi karyawan. Misalnya, 56% dari Pemimpin Digital terutama menempatkan karyawan dari dalam perusahaan, dibandingkan dengan hanya 33% untuk sisa wilayah Asia Tenggara.
Studi ini juga menemukan bahwa kaum milenial menduduki posisi kepemimpinan perusahaan, karena 22% dari eksekutif dalam studi tersebut dari Asia Tenggara diklasifikasikan sebagai milenial, dibandingkan dengan 17% di seluruh dunia.
Tags: Era Digital, Perusahaan Digital, SAP, Studi SAP, transformasi digital