November 17, 2016

Opini.id Gelar Program # Generasi Warbyasak

Penulis: Desmal Andi
Opini.id Gelar Program # Generasi Warbyasak 

MOBITEKNO – Seiring dengan visi dan misinya sebagai agen perubahan, Opini.id senantiasa berusaha untuk terus melakukan perubahan, khususnya di kalangan generasi muda. Opini.id terus berusaha melakukan sesuatu yang mudah dan bisa dilakukan oleh kalangan generasi muda, bermula dari hal yang kecil dan mudah dilakukan.

Untuk mewujudkan hal itu Opini.id baru saja meluncurkan sebuah program baru yang mengususng # Generasi Warbyasak. Program ini adalah gerakan moral anak muda dengan 4 pilar nilai yaitu: Berani,Peduli, Jujur dan Kreatif. Program ini akan dilangsungkan selama 6-8 bulan ke depan. Rangkaiannya akan diadakan sejumlah eksperimen sosial, konten artikel, video content, community meet up dan petisi.

Menurut User Acquisition Manager Opini.id Risang B. Dhananto, mengungkapkan bahwa sejak dahulu anak muda selalu menjadi penggerak perubahan di negeri ini. Apabila diurutkan pada 1908, 1928, 1966, 1974 sampai 1998, mereka memiliki peranan penting dalam sejarah bangsa. Oleh karena itu, Opini.id ingin membawa semangat positif yang bisa diwujudkan melalui pemikiran dan perilaku yang tentunya membawa kemajuan.

Kami memiliki misi untuk membuat orang menjadi tambah peduli dan tergerak untuk berbuat baik dan memperbaiki yang kurang baik. Untuk itu, program ini mengajak anak-anak muda untuk berkarya melalui video di program # Generasi Warbyasak tersebut,” ujar Risang B. Dhananto saat bincang-bincang dengan media di Jakarta, Selasa ( 15/11/2016)

Pada kesempatan yang sama Mudhita Dharmasaputra, Content Builder Opini.id, mengungkapkan bahwa sebagai agen perubahan pihaknya berkomitmen untuk membawa nilai-nilai yang  positif ke masyarakat hingga berusaha mengubah sesuatu yang tadinya negatif menjadi hal yang positif dikalangan masyarakat.

Saat ini menurutnya , banyak kalangan masyarakat dengan mudahnya meneruskan pesan khususnya di medsos yang belum tentu benar akan faktanya.

“Kadang bisa saja situs itu hoax atau pembaca sendiri tidak membaca sampai habis dan tidak mengerti maksud dari tulisan atau video apapun, namun ia langsung membagikan ke teman-temannya di media sosial. Kami ingin membuka wawasan lebih mendalam tentang suatu isu, agar masyarakat tidak tergiring pada isu-isu yang merugikan atau bisa  memecah belah,” ujar Mudhita Dharmasaputra, merasa prihatin mencermati kondisi masyarakat yang tergambar di medsos terbut.

Tags: ,


COMMENTS