Mobitekno – Cisco Indonesia mengungkap enam tren utama yang akan mendefinisikan perjalanan bisnis pada tahun 2025. Kehadiran AI Generatif sebagai penggerak utama telah mendorong perusahaan untuk meninjau ulang model operasional mereka guna tetap kompetitif.
Marina Kacaribu, Managing Director Cisco Indonesia, menekankan bahwa AI Generatif akan memiliki dampak yang bahkan melampaui teknologi cloud dan internet.
“Hal ini menimbulkan dampak yang besar terhadap cara berbagai bisnis menghadapi isu-isu seperti kesenjangan keterampilan (skill gap) yang saat ini terjadi, serta situasi keberlanjutan dan keamanan mereka,” ujar Marina.
Cisco Indonesia Prediksi Enam Tren Utama di 2025
Berikut adalah enam tren utama yang akan membentuk lanskap bisnis Indonesia di 2025 menurut Cisco Indonesia:
1. AI terus menjadi pusat perhatian, tetapi bukan tanpa koreksi realitas yang tegas
AI telah menjadi pusat perhatian selama lebih dari satu tahun terakhir. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa hanya 19% perusahaan di Indonesia yang sepenuhnya siap mengoptimalkan AI. Hambatan utama terletak pada kesiapan infrastruktur, mulai dari kebutuhan GPU, performa jaringan pusat data, hingga keamanan siber.
Cisco Indonesia menawarkan solusi melalui AI PODS, infrastruktur plug-and-play yang mempermudah perusahaan mengadopsi AI tanpa menambah kompleksitas. Solusi ini memungkinkan perusahaan untuk modernisasi pusat data sekaligus memenuhi kebutuhan spesifik mereka.
2. Ketika AI menjadi lebih mudah diakses dan ada di mana-mana, pagar pembatas dan tata kelola data akan menjadi area fokus utama.
Dengan semakin luasnya adopsi AI, penting untuk memastikan penggunaan yang bertanggung jawab. Pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama menetapkan standar yang melindungi privasi, transparansi, dan akuntabilitas.
Menurut Cisco Indonesia, perusahaan juga perlu memprioritaskan kepatuhan terhadap undang-undang privasi data, melakukan penilaian risiko privasi secara berkala, dan membangun strategi pengelolaan insiden yang kuat.
3. Keamanan siber beralih ke skala mesin, sementara jaringan berkembang dari sekadar menghubungkan menjadi sepenuhnya melindungi.
Jaringan kini tidak hanya berfungsi sebagai penghubung perangkat, tetapi juga sebagai garis pertahanan pertama dalam keamanan siber. Dengan meningkatnya kompleksitas serangan, seperti rekayasa sosial dan ancaman terhadap rantai pasokan, keamanan pada skala mesin menjadi kebutuhan utama.
Teknologi seperti Cisco Hypershield memungkinkan perusahaan memanfaatkan keamanan tertanam untuk deteksi ancaman yang lebih efektif, sekaligus memperkuat daya tahan digital organisasi.
4. Perusahaan-perusahan akan membutuhkan bantuan untuk menyeimbangkan keberlanjutan dan pertumbuhan di era yang didukung oleh AI.
Adopsi AI membawa dampak pada peningkatan konsumsi energi dan emisi karbon. Di sisi lain, AI juga dapat digunakan untuk keberlanjutan, seperti memproyeksikan tren iklim atau melacak emisi karbon perusahaan.
Inovasi seperti arsitektur Cisco Silicon One memungkinkan pengurangan konsumsi daya dan limbah elektronik, memberikan perusahaan solusi teknologi yang hemat energi sekaligus mendukung keberlanjutan.
5. AI tidak akan menggantikan, tetapi akan mendukung pekerjaan di angkatan kerja generasi berikutnya.
AI tidak akan menggantikan tenaga kerja manusia, melainkan menjadi pendukung utama. Dengan mengotomatisasi tugas rutin, AI memungkinkan pekerja fokus pada tugas bernilai tinggi.
Program pelatihan seperti Cisco Networking Academy memainkan peran penting dalam menjembatani kesenjangan keterampilan, memastikan tenaga kerja siap menghadapi masa depan yang didukung AI.
6. Tempat kerja yang berkembang akan bergantung pada nilai yang dihadirkan kantor di tempat kerja dan fondasi kepercayaan yang dibangunnya.
Tempat kerja fisik harus menjadi magnet yang menarik karyawan untuk berkolaborasi, bukan sekadar mandat untuk hadir. Dengan teknologi yang memungkinkan fleksibilitas bekerja dari mana saja, kantor perlu dirancang ulang untuk mendukung inovasi dan koneksi antar karyawan.
Kepercayaan menjadi fondasi utama dalam hubungan antara pemberi kerja dan karyawan. Organisasi yang mampu membangun kepercayaan ini akan menjadi pemenang di masa depan.
Transformasi yang dipicu oleh AI menghadirkan peluang dan tantangan besar bagi bisnis di Indonesia. Dengan fokus pada infrastruktur yang modern, tata kelola yang bertanggung jawab, serta keseimbangan antara keberlanjutan dan pertumbuhan, perusahaan dapat memanfaatkan potensi penuh AI sekaligus mempertahankan daya saing mereka di pasar global.
Tags: AI, Cisco, Cisco Hypershield, Cisco Indonesia, Tren bisnis