Mobitekno – Forum diskusi bertajuk “Gadget & Consumer Electronics Outlook 2025: Menelisik Tren Pasar dan Teknologi di Tengah Upaya Pemulihan Ekonomi” sukses digelar dengan menampilkan wawasan menarik terkait prospek industri di tahun mendatang. Diskusi ini dimoderatori oleh Uday Rayana, CEO sekaligus Editor in Chief Selular. Acara tersebut juga menghadirkan tiga narasumber kompeten: Felix Limanjaya (Commercial Director for Tech and Durables, NielsenIQ Ind Pic Tema Talkshow), Tjandra Lianto (Direktur Marketing Niko Electronic), dan Didin Nasirudin (Pengamat Teknologi & Geopolitik sekaligus Managing Director Bening Communication).
Felix Limanjaya mengungkapkan bahwa meskipun semester kedua tahun 2024 Indonesia mengalami deflasi yang menyebabkan penurunan permintaan pasar dan anjloknya harga, ada peluang kebangkitan pada akhir tahun.
“Pada akhir tahun 2024, ada tarikan yang membuat produk gadget dan consumer electronics menggeliat lagi. Dengan banyaknya produk baru yang diluncurkan pada 2025, pasar masih akan tetap menarik,” papar Felix.
Menurutnya, tren peluncuran produk baru dari industri akan menjadi pendorong utama untuk menciptakan momentum pertumbuhan pada tahun 2025.
7 Tren Utama Pemacu Pasar Consumer Electronics Tahun 2025
Tjandra Lianto, Direktur Marketing Niko Electronic, menyoroti tujuh faktor utama yang akan mendorong pasar gadget dan consumer electronics di tahun 2025:
1. Kecerdasan Buatan (AI): AI semakin masif digunakan di berbagai sektor, mulai dari gadget hingga kendaraan tanpa pengemudi.
2. Integrasi Realitas Virtual (VR) dan Augmented Reality (AR): Teknologi ini memberikan pengalaman baru bagi pengguna.
3. Desain yang Lebih Inovatif: Produk yang estetik dan fungsiona akan menarik perhatian pasar.
4. Konektivitas Internet yang Lebih Cepat: Teknologi jaringan seperti 5G semakin mendukung pengalaman pengguna.
5. Daya dan Baterai yang Lebih Efisien: Pengguna kini menuntut daya tahan perangkat yang lebih lama.
6. Keamanan dan Privasi yang Lebih Baik: Perlindungan data menjadi prioritas utama.
7. Integrasi dengan Ekosistem IoT: Perangkat yang saling terhubung memberikan pengalaman yang lebih adaptif dan personal.
“Kecerdasan buatan menjadi motor utama perkembangan di semua industri. Dengan masifnya AI, pasar gadget dan consumer electronics akan semakin menggeliat,” jelas Tjandra.
Dampak Kebijakan Geopolitik terhadap PasarĀ
Di sisi lain, Didin Nasirudin menambahkan bahwa kebijakan pemerintah Indonesia dan situasi geopolitik global akan mempengaruhi arah pasar. Kebijakan dalam negeri, seperti kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%, dapat memengaruhi daya beli konsumen.
Selain itu, situasi politik global, seperti kemungkinan terpilihnya Donald Trump kembali menjadi Presiden Amerika Serikat, juga membawa dampak signifikan.
“Trump menyatakan akan memberikan sanksi kepada negara-negara BRICS yang melakukan transaksi tanpa menggunakan Dolar Amerika. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan nilai tukar Dolar, sehingga harga barang impor menjadi lebih mahal,” ujar Didin.
Didin juga menekankan pentingnya kebijakan yang mendukung pengurangan impor dan mendorong industri dalam negeri agar pasar tetap dinamis.
“Pemerintah Indonesia harus berani menetapkan aturan yang dapat menggairahkan pasar,” pungkasnya.
Secara keseluruhan, diskusi ini mencoba menangkap gambaran optimis terhadap perkembangan pasar gadget dan consumer electronics pada tahun 2025. Dukungan dari inovasi teknologi, kebijakan yang tepat, dan pengaruh tren global diharapkan mampu mengangkat industri ini meskipun terdapat tantangan ekonomi.
Memanfaatkan momentum peluncuran produk baru, integrasi teknologi terkini, serta adaptasi terhadap dinamika geopolitik, tahun 2025 bisa menjadi babak baru yang menjanjikan bagi industri gadget dan elektronik konsumen di Indonesia.
Tags: Consumer Electronic, Gadget & Consumer Electronics Outlook 2025, Kebijakan Geopolitik, Tren Pasar Gadget