MOBITEKNO – Efisiensi energy saat ini mutlak harus dilakukan oleh semua orang. Hal itu terkait dengan kenyataan bahwa ketersediaan energy yang berasal dari fosil saat ini jumlahnya semakin menipis bahkan suatu saat bisa habis. Sementara disisi lain kebutuhan akan penggunaan dan konsumsi energy semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah populasi manusia di bumi ini. Oleh karena itulah berbagai pihak berupaya untuk melakukan upaya penghematan energy secara massif dan mencari solusi dan inovasi energy baru dan terbarukan.
Schneider Electric, perusahaan global di bidang pengelolaan energi dan automasi, telah melakukan berkaitan dengan hal itu dengan mengadakan program kompetisi global Go Green in the City (GGITC), sebuah kompetisi tingkat dunia yang diikuti oleh mahasiswa S1 dan S2 dalam rangka menciptakan ide-ide baru tentang inovasi dan solusi energy baru untuk Smart City.
Droplock Turnstile Gate, adalah sebuah konsep untuk menghasilkan energi listrik dari mobilitas masyarakat yang melewati pintu putar tiga kaki pada sebuah halte Trans Jakarta. Konsep yang diciptakan oleh Tim Scarf yang terdiri dari Nabila Astari dan Stephanie Rawi dari Universitas Indonesia ini, memfokuskan konsepnya pada peluang efisiensi energi yang dapat dicapai dengan memanfaatkan pergerakan orang setiap menggunakan TransJakarta.
Konsep ini dibuat berdasarkan sebuah perhitungan bahwa dengan 45 rute yang ada, setiap hari TransJakarta dapat mengangkut kurang lebih 330.000 penumpang menggunakan 669 armada bus dan 227 halte yang ada di sepanjang koridor. Para penumpang ini akan melewati dan menggerakkan 681 buah pintu putar tiga kaki atau droplock turnstile gate, dimana masing-masing halte rata-rata memiliki tiga buah gate.
Pergerakan dari setiap orang yang menggunakan kartu akses dan melewati gate akan mengaktifkan generator khusus yang ada di dalam gate dan menghasilkan energi listrik. Pergerakan satu orang penumpang setiap melewati gate dapat menghasilkan 0,03 kW dimana setiap jam rata-rata ada 30 orang yang memasuki halte. Dengan jam operasional 17 jam per hari, setiap harinya sebuah halte TransJakarta dapat menghasilkan 15,3 kWh listrik, yang dapat dipergunakan untuk menghidupi perangkat card reader pada gate, menerangi halte, ataupun disimpan di dalam baterai untuk menghidupi charging spot atau televisi.
Dengan konsep tersebut artinya bahwa kebutuhan energi listrik halte TransJakarta yang selama ini dipasok dari PLN bisa dikurangi atau bahkan bisa swasembada untuk kebutuhan energi listriknya.
Penemuan konsep Droplock Turnstile Gate ini telah memenangi ajang Grand Final Go Green in the City 2016 yang baru saja dilangsungkan tanggal 19-22 September lalu di Paris, Perancis, dengan predikat sebagai juara II. Sementara juara pertama diraih oleh tim Anemoi dari Jerman dan Juara III oleh tim Holoenergy dari Brasil.
“Kunci kemenangan Tim Scarf terletak pada orisinalitas ide, pemenuhan aspek energi ramah lingkungan serta kesiapan alat ini untuk diimplementasikan,” ujar Nita Herawati selaku Human Resources Director Schneider Electric Indonesia.
“Kemenangan tim Scarf semakin mengukuhkan kenyataan bahwa generasi muda Indonesia memiliki kemampuan untuk berinovasi dan membuat terobosan dalam menciptakan kehidupan perkotaan yang lebih baik dan cerdas, terutama dari segi efisiensi energi. Konsep yang mereka angkat sangat dekat dengan mobilitas masyarakat perkotaan dan mampu memberikan efek yang sangat positif untuk mencapai efisiensi energi,” tambah Nita.
Konsep ‘Droplock Turnstile Gate’ kabarnya sudah disampaikan pada pengelola TransJakarta sendiri sebagai pihak terkait. Bahkan, konsep ini mendapat sambutan yang sangat baik dari pihak TransJakarta, dan saat ini prototype-nya sedang dalam tahap penyelesaian.
Menurut Nita, konsep tersebut tidak hanya bisa dipakai di halte Transjakarta, area layanan publik lainnya yang menggunakan pintu putar tiga kaki seperti stasiun dan tempat wisata juga dapat menggunakan solusi ini.
Tags: Busway, Listrik, Schneider, Solusi Energi, TransJakarta