Mobitekno – Google mengumumkan peluncuran versi terbaru image generator Imagen 3 untuk tool Gemini AI. Selain menjanjikan beberapa penyempurnaan dan kreasi gambar yang lebih bagus, Google juga menyatakan fitur pembuatan gambar ini dapat kembali menghasilkan gambar orang.
Sebelumnya, Google menghentikan sementara chatbot cerdasnya Gemini AI untuk menghasilkan gambar orang setelah melakukan kesalahan yang menyerempet isu rasialisme. Bahkan Gemini dianggap menggambarkan beberapa konteks adegan sejarah dengan bias rasialisme.
Beberapa pengguna Gemini melaporkan bagaimana prompt mereka untuk menggambarkan adegan historis yang seharusnya didominasi orang kulit putih. Namun, Gemini justru menggambarkannya dengan beberapa orang dengan beragam warna kulit.
Dengan peluncuran Imagen 3 terbaru ini, Google menjanjikan penggambaran yang lebih baik dan lebih akurat dari perintah teks Anda (prompt). AI dapat kembali menghasilkan gambar orang, tetapi masih ada banyak keterbatasan di sana.
Seperti Dall-E 3 dari OpenAI atau Stable Diffusion, Imagen merupakan model AI generatif yang dikembangkan Google untuk menghasilkan output gambar dari perintah teks (prompt) setelah dilatih dengan berbagai data yang jumlahnya masif.
Tak lama setelah peluncurannya, pengguna mulai menyadari bahwa upaya Google untuk menyaring stereotip mungkin terlalu jauh. Perintah yang seharusnya menghasilkan laki-laki dengan warna kulit yang umumnya lebih terang malah menghasilkan gambar orang (terkadang wanita) dengan warna kulit yang lebih gelap.
Kesalahan ini menjadi perhatian banyak pihak, termasuk oleh Elon Musk, pemilik media sosial X yang kini juga sedang mengembangkan layanan AI khusus. Elon bahkan menuduh Google sebagai ‘anti-peradaban’. Setelah mendapat banyak masukan dan kritik, Google akhirnya menghentikan sementara fitur pemembuatan gambar orang tersebut di bulan Februari 2024.
Google mengatakan model yang diperbarui pada awalnya baru akan tersedia untuk pengguna Gemini berbayar, yang mencakup pengguna dengan akun Gemini Advanced, Business, atau Enterprise. Sejauh ini, fitur tersebut masih belum aktif hingga saat ini. Pemilik akun Gemini Advanced, Business, atau Enterprise disarankan untuk memeriksanya dalam beberapa waktu ke depan.
Pro kontra AI generatif untuk gambar dan foto
Teknologi AI generatif seperti Imagen, Dall-E 3 hingga Stable Diffusion telah memicu perdebatan sengit tentang dampaknya terhadap kreativitas manusia. Beberapa memandangnya sebagai revolusi yang memberdayakan, sementara yang lain melihatnya sebagai ancaman terhadap keunikan ekspresi artistik manusia.
Di satu sisi, alat-alat ini telah membuka pintu kreativitas bagi banyak orang yang sebelumnya merasa terbatas oleh kurangnya keterampilan teknis dalam seni visual. Mereka menawarkan cara baru untuk mengekspresikan ide dan visi, memungkinkan lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam proses kreatif. Bagi sebagian orang, ini dipandang sebagai demokratisasi seni yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Namun, kritik muncul bahwa ketergantungan pada AI untuk penciptaan gambar dapat mengurangi nilai keterampilan manusia yang diperoleh melalui latihan dan pengalaman bertahun-tahun. Ada kekhawatiran bahwa kemudahan menghasilkan karya visual dengan AI mungkin mengurangi penghargaan terhadap proses kreatif manusia yang seringkali melibatkan perjuangan, eksperimen, dan perkembangan gaya personal.
Lebih jauh lagi, beberapa seniman dan desainer merasa terancam oleh kemampuan AI untuk menghasilkan karya dalam berbagai gaya dengan cepat dan murah. Ini menimbulkan pertanyaan tentang masa depan profesi kreatif tertentu dan bagaimana seniman dapat mempertahankan keunikan mereka di era AI.
Di sisi lain, pendukung teknologi ini berpendapat bahwa alat-alat AI seharusnya dilihat sebagai perpanjangan dari kreativitas manusia, bukan penggantinya. Mereka menyatakan bahwa AI dapat menjadi sumber inspirasi baru, membantu seniman mengatasi hambatan kreatif, dan bahkan mendorong eksplorasi gaya dan konsep baru yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.
Perdebatan ini juga menyentuh aspek filosofis yang lebih dalam tentang apa artinya menjadi kreatif. Apakah kreativitas hanya tentang hasil akhir, atau apakah proses dan niat di baliknya juga penting? Bagaimana kita mendefinisikan originalitas di era di mana AI dapat menghasilkan kombinasi unik dari gaya dan elemen yang sudah ada?
Terlepas dari pandangan yang berbeda-beda, tidak dapat dipungkiri bahwa AI generatif telah mengubah lanskap kreativitas. Tantangannya sekarang adalah bagaimana mengintegrasikan teknologi ini ke dalam praktik kreatif dengan cara yang memperkaya, bukan mengurangi, ekspresi manusia. Ini mungkin melibatkan penemuan kembali peran seniman sebagai kurator dan pengarah visi kreatif, menggunakan AI sebagai alat canggih dalam palet mereka, bukan sebagai pengganti total untuk kreativitas manusia.
Pada akhirnya, dampak AI generatif pada kreativitas manusia mungkin akan bergantung pada bagaimana kita memilih untuk menggunakannya dan bagaimana kita mendefinisikan ulang kreativitas di era digital ini. Apakah akan menjadi katalis untuk bentuk-bentuk ekspresi baru atau tantangan terhadap kreativitas tradisional, masih harus dilihat seiring berjalannya waktu dan evolusi teknologi ini.
Tags: AI, AI Generatif, chatbot, Gemini, generative AI, Google, image, Imagen 3, text-to-image model