Mobitekno – Palo Alto Networks, perusahaan keamanan siber global baru saja mengumumkan peluncuran lokasi cloud terbarunya di Indonesia di ajang Palo Alto Ignite 2024. Hadirnya cloud lokal baru (Cloud Landing) ini membuka akses bagi pelanggan Indonesia dalam memanfaatkan berbagai layanan unggulan Palo Alto Networks dan membantu memenuhi kebutuhan residensi data lokal yang dimiliki.
Berbagai layanan unggulan Palo Alto Networks untuk pelanggan di Indonesia itu antara lain Prisma Cloud (Cloud Native Application Protection Platform), Cortex XDR (detection and response platform), Cortex XSOAR (platform otomatisasi & orkestrasi keamanan), Cortex Xpanse (solusi Attack Surface Management), dan Cortex XSIAM (platform operasi keamanan komprehensif untuk menjadi pusat Security Opeations Center/SOC).
Palo Alto Ignite 2024 yang digelar di Jakarta (6/6/2024) merupakan bagian dari rangkaian acara Ignite on Tour yang digelar berbagai lokasi di seluruh dunia. Acara ini dihadiri oleh profesional keamanan siber dari pemerintahan dan pelaku berbagai industri.
Para peserta berkesempatan untuk mempelajari tren terbaru dalam lanskap ancaman, solusi terbaru dari Palo Alto Networks, dan bagaimana mempersiapkan diri untuk masa depan keamanan siber.
Lanskap infrastruktur cloud di tanah air kini meningkat dengan pesat, Berbagai organisasi/perusahaan terus memperbarui aplikasi dan layanan mereka dan memanfaatkan potensi yang ditawarkan oleh layanan cloud. Di sisi lain, organisasi, khsusnya di sektor keuangan juga memerlukan kepastian dalam penyimpanan data mereka agar sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia.
Seiring dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan di Indonesia yang terus memanfaatkan potensi komputasi awan, maka upaya untuk mendeteksi dan mencegah ancaman akan menjadi semakin besar tantangannya, serta membutuhkan waktu dan sumber daya yang lebih besar pula.
Menurut Laporan State of Cloud-Native Security 2024 dari Palo Alto Networks, 98% organisasi menyimpan data sensitif di berbagai lokasi, baik di server lokal, public cloud, aplikasi SaaS yang memiliki penyimpanan lokal, private cloud yang dikelola oleh pihak ketiga, maupun perangkat endpoint. Dengan kata lain, tantangan keamanan data juga menjadi tinggi dan terus meningkat dari waktu ke waktu.
Palo Alto Netowrks: Transformasi ke cloud butuh platform keamanan siber komprehensif
Menurut Adi Rusli, Country Manager, Indonesia, Palo Alto Networks, ketika organisasi-organisasi di Indonesia memperbarui dan melakukan transformasi ke cloud, mereka akan menghadapi berbagai tantangan baru seperti upaya untuk melindungi dari ancaman-ancaman yang kompleks serta kebutuhan untuk mematuhi regulasi proteksi data lokal.
“Investasi lokasi cloud baru ini menunjukkan komitmen Palo Alto Networks untuk membantu mengamankan masa depan digital Indonesia. Fasilitas ini akan memberikan berbagai perusahaan di Indonesia dan kawasan akses terhadap platform keamanan siber kami yang didukung oleh teknologi AI, sekaligus membantu mereka dalam memenuhi persyaratan residensi data,” tambah Adi.
Dengan ketersediaan layanan unggulan Palo Alto melalui kehadiran Cloud Landing lokal di Indonesia, menjadi bukti komitmen Palo Alto Networks dalam memberikan layanan keamanan terbaik dan terlengkap bagi para pelanggan di seluruh Indonesia.
Rangkaian layanan diklaim akan membantu para pelanggan di Indonesia untuk memenuhi persyaratan residensi data sekaligus mendukung kemampuan mereka dalam mendeteksi ancaman-ancaman yang muncul, sehingga mampu menghadirkan solusi keamanan yang efisien dan terpadu.
Dalam sesi khusus dengan media, Meerah Rajavel, Chief Information Officer, Palo Alto Networks menjelaskan tentang perkembangan teknologi dan kemajuan terbaru dalam kecerdasan buatan (AI) dan keamanan siber. Misalnya penerapan GenAI pada Copilot untuk membantu dan memudahkan tim keamanan dalam keamanan siber.
AI disebutkan Meerah telah mengubah wajah ancaman siber dan merevolusi cara melindungi lanskap digital dan berpotensi melakukan transformasi dari solusi keamanan berbasis AI. Di sisi lainnya, sayangnya AI juga dapat disalahgunakan untuk peretasan, seperti serangan phishing, membuat malware yang lebih cerdas dan membuat deepfakes.
Meski para kriminal siber juga telah memanfaatkan AI, Meerah menyatakan kemampuan AI baru pada solusi keamanan Palo Alto telah dapat mendeteksi dan merespons ancaman dengan lebih baik. Jadi AI yang lebih cangguh digunakan untuk melawan AI untuk tujuan kriminal.
Simon Green, Presiden, Jepang dan Asia Pasifik, Palo Alto Networks juga menyebutkan bagaimana AI juga telah mendongkrak (turbocharging) perkembangan serangan siber dalam aspek kecepatan dan skala dalam beberap tahun ini.
Simon mencontohkan, jika para kriminal siber sebelumnya membutuh waktu 12 jam untuk mengembangkan ransomware lalu dipersingkat menjadi 3 jam, kini hanya dalam hitungan 15 menit sudah dapat menyelesaikannya.
Menurut Simon, ketika penyerang siber menyerang dengan teknologi AI, organisasi harus dapat melindungi diri dengan perkembangan AI yang realtif cepat ini Penting bagi organisasi untuk memilki strategi keamanan siber yang komprehensif, termasuk konsolidasi keamanan siber agar dapat terus berkembang di era AI ini.
Tags: AI vs AI, Cloud, Cortex XDR, Cortex Xpanse, Cortex XSIAM, Cortex XSOAR, keamanan siber, local cloud, Palo Alto Networks, Prisma Cloud, serangan siber