Mobitekno – Menghadapi ketidakpastian masa depan, tahun 2024 membawa tantangan dan peluang besar, terutama di dunia teknologi. Belum terlambat bagi perusahaan untuk merencanakan strategi berdasarkan tren kunci dan prediksi Red Hat untuk 2024 yang akan memengaruhi Asia Pasifik.
Sebagaimana diketahui, dunia sudah terpikat oleh perbincangan mengenai kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), ChatGPT, dan banyaknya kemajuan teknologi pada 2023. Vony Tjiu, Country Manager, Indonesia, Red Hat menilai bahwa hal ini seharusnya tidak dilihat sebagai tantangan, namun peluang untuk membuka berbagai kemungkinan besar yang dibawa teknologi baru tersebut.
Lantas, apa saja tren utama dan prediksi Red Hat yang akan membentuk arah perusahaan di tahun 2024. Berikut ini ulasannya:
Tren dan Prediksi Red Hat untuk 2024
Lebih dari Sekadar Cloud
Kemajuan pesat dalam analitik data dan kecerdasan buatan (AI) telah mengubah lanskap pengelolaan data. Menyimpan dan memproses data tak terstruktur di cloud mungkin tidak lagi efisien. Munculnya komputasi edge menjadi solusi, memungkinkan perusahaan mendapatkan “edge” dengan mengintegrasikannya ke dalam strategi cloud.
Dalam prediksi Red Hat, komputasi edge di Asia Pasifik akan tumbuh menjadi USD 81 miliar pada tahun 2027. Solusi open source juga memainkan peran penting dalam menyesuaikan infrastruktur dengan kebutuhan, memberikan kontrol lebih besar dan kustomisasi.
“Di tahun baru ini, kemungkinan besar kita akan melihat perusahaan terus menemukan cara untuk mengoptimalkan biaya dan efisiensi operasional, sebagai contoh, dalam bentuk komputasi tanpa server. Solusi open source juga memungkinkan bisnis ini untuk menyesuaikan infrastruktur mereka sesuai dengan kebutuhan, sehingga mencapai tahap kustomisasi yang lebih tinggi dan kendali dalam skala lebih besar,” ungkap Vony.
Lonjakan Inovasi Berkat AI
AI tetap menjadi fokus utama perusahaan di tahun 2024, karena berhasil mengubah berbagai industri dan memberikan dampak besar pada masyarakat. Prediksi Red Hat menunjukkan pertumbuhan kontributor open source di Asia Pasifik meningkat tajam, dengan India sebagai pionir dengan lebih dari 13,2 juta pengembang, tumbuh lebih dari 30% year-on-year.
Proyek generative AI pun mengalami peningkatan signifikan dalam enam bulan terakhir. Namun, untuk mengatasi tantangan dan memastikan inklusivitas, perusahaan perlu memastikan akses, keterampilan, dan pengetahuan AI yang inklusif.
Keamanan Tetap Menjadi Prioritas
ChatGPT dan perkembangan generatif AI menempatkan kekhawatiran keamanan di garis depan. Menurut laporan Red Hat 2023 Global Tech Outlook, keamanan tetap menjadi prioritas utama dalam pendanaan. Dengan akses data yang semakin besar, privasi dan keamanan semakin krusial.
Komunitas open source dapat mengantisipasi peningkatan pemeriksaan menyeluruh untuk software dan komponen. Pengujian keamanan otomatis dan analisis yang lebih kuat menjadi kunci dalam mengidentifikasi dan mengatasi kerentanan di awal proses pengembangan.
“Dengan fokus berkelanjutan pada keamanan, perusahaan diharapkan mengubah pendekatan mereka terhadap pengelolaan data,” ungkap Vony.
Sebagai contoh, dalam bentuk tools analisis yang lebih kuat dan pengujian keamanan otomatis untuk mengidentifikasi kerentanan apapun di awal proses pengembangan. Pergeseran paradigma ini secara potensial bisa berdampak terhadap cara kerja pengembang, dengan penekanan yang lebih besar untuk menjadikan keamanan sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan terkait desain tertentu.
Terkait hal tersebut, prediksi Red Hat mengungkap akan semakin banyak perusahaan memberikan perhatian lebih terhadap asal data, di mana mereka mendapatkan gambaran umum mengenai asalnya, integritas dan keaslian data mereka. Inilah arah masa depan teknologi di Asia Pasifik, penuh dengan peluang dan tantangan yang menantang untuk dijelajahi.
Tags: AI Generatif, Asia Pasifik, ChatGPT, open source, prediksi Red Hat, Tren untuk 2024