Mobitekno – Menyusul kesuksesan dalam meraih pendanaan Seri B yang dipimpin Accel pada Maret 2021, Xendit kembali meraup pendanaan Seri-C senilai Rp 2,1 triliun (US$ 150 juta). Putaran pendanaan lanjutan ini menjadikan Xendit sebagai perusahaan rintisan teknologi (startup) unicorn fintech payment gateway pertama di Indonesia.
Putaran pendanaan ini dipimpin Tiger Global Management dengan partisipasi dari investornya saat ini, yaitu Accel, Amasia, dan Goat Capital yang dimiliki Justin Kan.
Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Xendit, Moses Lo menjelaskan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk terus berinovasi pada berbagai produk, termasuk dalam rangka ekspansi di negara-negara terpilih di Asia Tenggara.
“Asia Tenggara merupakan pasar yang sangat menarik bagi pertumbuhan inovasi dan disrupsi, terutama karena 70% dari 580 juta populasi di Asia Tenggara saat ini sudah merambah ke dunia online,” kata Moses pada konferensi pers daring di Jakarta, Rabu (15/9).
Lo menambahkan, “Pada 2021, nilai ekonomi digital di Asia Tenggara akan melebihi US$ 100 miliar, dan diproyeksikan meningkat tiga kali lipat menjadi lebih dari US$ 300 miliar pada 2025,”
“Kami sedang melihat pergeseran besar-besar ke ranah digital yang dilakukan hampir semua pelaku usaha, baik pemilik toko kecil di Instagram, sampai perusahaan-perusahaan terbesar di Indonesia. Semua bisnis kini harus bisa hadir secara digital,” ujarnya.
Dia menjelaskan, infrastruktur pembayaran digital Xendit memungkinkan para pelaku usaha baru di Asia Tenggara dapat menerima pembayaran lebih cepat. Perusahaan juga mendukung perusahaan besar dengan layanan finansial modern kelas dunia.
Sementara itu, Co-Founder & Chief Operating Officer (COO) Xendit, Tessa Wijaya mengungkapkan, “Xendit mampu membangun solusi-solusi yang menjadi terobosan baru di pasar. Solusi Xendit di antaranya merancang solusi yang sangat terlokalisasi di Indonesia, negara yang terdiri atas 17.508 pulau dengan beragam kebutuhan pelanggan,”
Xendit, lanjut Tesssa, juga menyediakan layanan terbaik bagi pelanggan dan dapat beradaptasi dengan cepat, mengikuti dinamika di Asia Tenggara.
“Xendit mencatatkan peningkatan total volume pembayaran lebih dari 200% year over year (yoy) di Indonesia dan Filipina, melanjutkan rekam jejak kami yang tumbuh lebih dari 10% dari bulan ke bulan, sejak awal pendirian kami,” ujarnya.
Dia menambahkan, status startup unicorn (valuasi minimal US$ 1 miliar) bagi Xendit bakal membantu memperkuat misi yang sejak awal menjadi pegangan perusahaan. “Yaitu untuk menyediakan infrastruktur keuangan yang andal dan aman bagi jutaan perusahaan di Asia Tenggara, serta membantu para pelaku bisnis untuk tumbuh dan maju bersama ekonomi digital yang sedang berkembang,” papar dia.
Sebagaimana diketahui, secara total, Xendit telah menggalang Rp 3,4 triliun (US$ 238 juta) sejak 2015. Xendit adalah startup teknologi Indonesia pertama yang lulus dari program inkubator YCombinator dan merupakan perusahaan Asia Tenggara terbaik dalam daftar YC Top 100.
Tags: fintech payment gateway, Pendanaan Seri C, Rp 2 triliun, Unicorn Payment Gateway Pertama Indonesia, Xendit