Mobitekno – Sebelas (11) usaha rintisan (startup) yang digodok dalam Gojek Xcelerate angkatan keempat resmi mengikuti pelatihan di bidang direct-to-consumer atau strategi dimana brand menjual langsung ke konsumen. Mereka diberi pelatihan dalam kreativitas dan inovasi agar dapat menyesuaikan bisnis dengan cepat sesuai perilaku konsumen yang berubah selama pandemi.
Gojek Xcelerate memang dikenal sebagai wadah berbagi ilmu mengenai bagaimana Gojek dapat menjadi decacorn pertama Indonesia.
Managing Director Digitaraya, Nicole Yap menjelaskan bahwa startup memiliki keuntungan di tengah ekonomi yang penuh ketidakpastian, dimana mereka dapat berinovasi dan beradaptasi dengan cepat untuk merespon iklim ekonomi yang terus berubah.
“Kesebelas startup ini sangat beruntung bisa mendapatkan kesempatan untuk belajar langsung dari mentor-mentor bisnis terbaik di bidangnya yang juga terbukti berhasil mempertahankan dan mengambangkan bisnis di tengah masa pandemi. Perubahan pola konsumsi dan perubahan struktur masyarakat tidak bisa kita hindari. Tapi kami yakin, dengan strategi yang tepat, kami mampu menghadapi krisis dengan inovasi yang lebih baik,” papar Nicole.
11 startup saat sesi Demo Day Gojek Xcelerate Batch 4 yang berfokus untuk melatih startup dengan model bisnis direct-to-consumer. Dengan mengimplementasikan model bisnis ini, startup dapat memperoleh data dan umpan balik dengan cepat sehingga dapat lebih menyesuaikan produk seiring perubahan di pasar.
Sementara itu, Head of Groceries Gojek, Tarun Agarwal menguraikan di tengah situasi yang dinamis ini, penerapan model bisnis direct-to-consumer menjadi efektif, karena membantu startup berinteraksi langsung dengan pengguna yang kini lebih banyak menghabiskan waktu secara online. Startup juga dapat memperoleh data dan umpan balik dengan cepat sehingga dapat lebih menyesuaikan produk seiring perubahan di pasar.
“Salah satunya saat Gojek turut mengembangkan layanan yang membantu konsumen berbelanja kebutuhan sehari-hari (groceries) melalui layanan GoMart dan GoShop. Layanan GoFood pun disesuaikan semenjak pandemi COVID-19 dengan bergabungnya Pasar Mitra Tani yang menjual bahan pangan pokok ke dalam platform,” kata Tarun.
Sepanjang tahun 2020, transaksi belanja groceries di GoMart terus meningkat. Hingga bulan Mei, terjadi 5.5x peningkatan produk yang terjual di GoMart dibandingkan bulan Januari.
Untuk meminimalisir kegagalan startup dalam pengembangan produk dan layanan, peserta Gojek Xcelerate Batch 4 juga dilatih untuk menerapkan Teknik MVP (Minimum Viable Point). Teknik ini menentukan set fitur paling minimal dalam sebuah ekosistem teknologi sebelum startup meluncurkan produk atau layanan yang lebih lengkap (full-fledged).
Manfaatnya, startup bisa mendapatkan umpan balik dari calon pengguna dalam waktu yang relatif singkat sehingga membantu meminimalisasi biaya pengembangan serta kemungkinan produk gagal dalam skala besar.
Startup juga mendapatkan pelatihan metode growth hacking dan impactful data science dari Gojek; dan pelatihan dari mitra Gojek Xcelerate kelas dunia lainnya yaitu strategi pengembangan bisnis startup dari Google Founder’s Lab, prinsip valuasi dari bank UBS, dan sesi mentorship bersama konsultan manajemen McKinsey.
“Kami senang bisa berbagi best practices Gojek kepada sesama anak bangsa, harapannya lebih banyak lagi startup Indonesia yang bisa menyandang status decacorn dan bersama-sama memperkuat ekosistem teknologi global,” pungkas Tarun.
Tags: 11 startup, bisnis direct-to-consumer, Gojek, Gojek Xcelerate, Gojek Xcelerate Batch 4