Mobitekno – Revolusi kendaraan listrik di sejumlah negara telah terhenti akibat pandemi Covid-19. Salah satu efek yang ditimbulkan adalah produsen baterai logam lithium terpaksa ‘bertahan hidup’ dengan memotong pengeluaran, penundaan ekspansi, dan penjualan aset utama.
Saham industri litium telah turun tajam sejak Januari, karena penurunan ekonomi. Pandemi ini menggagalkan proses revolusi elektrifikasi yang dinantikan selama bertahun-tahun. Investor pun bersikap dingin terhadap para pengembang tambang yang mencari dana untuk proyek-proyek lithium.
“Pandemi ini semakin menjatuhkan kendaraan listrik,” kata Seth Goldstein, analis industri lithium dengan Morningstar seperti dikutip Reuters.
Sementara itu, Vincent Mascolo, kepala eksekutif Ironridge Resources Ltd, berkata, “Nafsu makan investor tidak ada,”
Menurut Morningstar, tahun ini diawali dengan harapan bahwa permintaan global untuk logam putih akan melonjak 15%. Kini, kelompok penasihat mengharapkan akan penurunan permintaan hingga 5% pada tahun 2020.
Baterai lithium ion telihat tengah diproduksi di Dongguan, Provinsi Guangdong | Reuters
Sejumlah perusahaan yang terkait di industri ini sudah waspada sejak jauh hari. Albemarle Corp., telah memperlambat proyek ekspansi di Chili dan Australia. Tianqi Lithium Corp, terbebani oleh utang, menjual saham pengendali di tambang lithium terbesar di dunia.
Eksekutif, investor, dan analis Lithium memperkirakan penurunan akan mengacaukan industri mereka selama satu tahun. Hal itu dapat menghambat operasi selama pertengahan dekade, tergantung pada bagaimana COVID-19 mempengaruhi rencana pengembangan kendaraan listrik dari Ford Motor Co, Volkswagen AG (VOWG_p.DE) dan pembuat mobil lainnya.
Kebijakan konvensional menyatakan bahwa harga minyak yang rendah harus mendorong konsumen untuk membeli kendaraan mesin pembakaran internal. Namun pada akhirnya, penjualan kendaraan listrik akan meningkat, karena kekhawatiran lingkungan telah menyiapkan berbagai program subsidi dan peraturan kendaraan listrik di Cina dan Uni Eropa.
“Jika Anda membuat mobil listrik satu-satunya kendaraan yang tersedia di tempat parkir, maka pola pembelian konsumen berubah sangat cepat,” kata Devin Lindsay, seorang analis otomotif di IHS Markit Ltd.
Seperti diketahui, Cina dan UE adalah produsen EV terbesar di dunia. Peraturan mereka yang disegani telah memaksa adopsi kendaraan listrik yang lebih luas di Amerika Serikat, dimana harga bahan bakar biasanya dapat mempengaruhi pembelian mobil.
Pandemi memang membuat semuanya tidak pasti, akan tetapi harapan kendaraan listrik menjadi kendaraan populer tetap ada. “Baik atau buruk, tema kendaraan listrik ini telah didorong oleh peraturan dan insentif pemerintah, bukan ekonomi,” ujar Paul Graves, kepala eksekutif produsen lithium Livent Corp, kepada Reuters.
Tags: Baterai lithium ion, industri lithium, kendaraan Listrik, Livent Corp, pandemi covid-19, Produsen Lithium