MOBITEKNO – Trust & Safety Council merupakan dewan penasihat (advisory group) baru yang dibentuk Twitter yang anggotanya terdiri dari 40 organisasi non pemerintah dan sejumlah pakar dari 13 wilayah di dunia.
Di antara anggota dewan ini, dua organisasi non-pemerintah Indonesia, yaitu ICT Watch (@internetsehat) dan The Wahid Institute (@WAHID1nstitute) sepakat bergabung bersa berbagai organisasi dan para pakar lainnya dari seluruh dunia.
Keterlibatan dua organisasi ini di Trust & Safety Council Twitter bukanlah hal mengejutkan. Pasalnya 20 juta lebih pengguna asal Indonesia dan terus bertumbuh dianggap Twitter menjadi modal besar bagi pertumbuhan bisnis Twitter di masa-masa mendatang.
Pembentukan Trust & Safety Council menjadi bagian dari strategi penting Twitter untuk memastikan 300 juta lebih pengguna globalnya merasa aman dan nyaman mengekspresikan diri, mengutarakan opini, pendapat, dan lain-lain di platform Twitter.
Menentukan ‘resep’ keseimbangan ideal antara mengutarakan suatu kebenaran tanpa harus bersifat plecehan, penghinaan, dan sejenisnya di media Twitter bukan perkara sederhana. Langkah untuk membuat aturan yang bisa diterima semua pihak sudah banyak dilakukan berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun non-pemerintah.
Dengan begitu cepat dan beragamnya Tweet ekspresi atau opini dari berbagai individu menjadikan Twitter merasa berkewajiban untuk terleibat langsung agar platformnya bermanfaat bagi kepentingan banyak pihak.
“Dengan ratusan juta Tweet yang dikirim tiap harinya, volume konten di Twitter sangatlah besar, sehingga menjadi sangat kompleks untuk menjaga keseimbangan antara memerangi penyalahgunaan dan menyampaikan kebenaran kepada penguasa.
Hal ini membutuhkan pendekatan berlapis, di mana masing-masing pengguna memiliki peran, demikian juga para pakar yang bekerja untuk keamanan dan kebebasan berekspresi,” ujar Agung Yudha, Public Policy Manager, Twitter Indonesia.
ICT Watch merupakan lembaga nirlaba yang menurut Twitter memiliki rekam jejak baik lagi sejak didirikan tahun 2002. ICT Watch termasuk lembaga pertama di Indonesia yang secara konsisten memberikan informasi kepada masyarakat tentang dinamika dan potensi manfaat Internet melalui kampanye, publikasi, dan berbagai kegiatan lainnya.
The Wahid Institute yang merupakan lembaga yang didirikan Presiden RI ke-4, KH Abdurrahman Wahid pada tahun 2004 dianggap Twitter mempunyai reputasi internasional atas berbagai kegiatannya dalam mendorong terciptanya demokrasi, multikulturalisme, dan toleransi.
Kedua lembaga ini dianggap Twitter bisa menjadi mitra Twitter dalam mempromosikan keamanan ber-Internet dan membangun narasi dalam melawan berbagai unsur kekerasan di Indonesia.
Adapun daftar lengkap keanggotaan (lembagan dan individu) pertama dari Trust & Safety Council Twitter bisa dilihat di alamat ini. Dewan ini tidak hanya sekadar memberi ruang bagi Twitter untuk mempertimbangkan ide-ide besar dan umpan balik untuk membuat platform Twitter lebih aman, tapi juga memberikan kesempatan kepada para anggotanya untuk berbagi pengalaman dengan sesama lembaga non-pemerintah lainnya dari seluruh dunia.
Apakah kedua lembaga non-pemerintah Indonesia ini bisa memberikan nasihat positif agar pihak Twitter bisa menjadikan platform social medianya ini lebih diminati dan nyaman bagi penguna dari Indonesia. Ataukah justru kedua lembaga ini justru menjadi alat perantara bagi kepentingan tertentu yang mengekang kebebasan berekspresi? Kita tunggu saja.
Tags: @internetsehat, @WAHID1nstitute, Agung Yudha, ICT Watch, The Wahid Institute, Trust & Safety Council, Twitter, Twitter Indonesia