February 28, 2018

F5 Networks Umumkan Hasil Survei State of Application Delivery (SOAD) 2018

Penulis: Eko Lannueardy
F5 Networks Umumkan Hasil Survei State of Application Delivery (SOAD) 2018  

Mobitekno – F5 Networks di tahun ini kembali mengumumkan hasil laporan State of Application Delivery (SOAD) 2018. Survei ini sengaja digelar untuk menunjukkan bahwa percepatan penerapan multi-cloud memungkinkan perusahaan memilih platfor cloud terbaik yang sesuai dengan persyaratan aplikasi tertentu.

Seperti diungkap oleh Fetra Syabana, Country Manager F5 Networks untuk Indonesia di hadapan sejumlah media di Jakarta, (27/2) bahwa laporan survei di tahun ini menunjukkan bagaimana transformasi digital berdampak pada berbagai perusahaan di Asia Pasifik seiring dengan semakin fokusnya mereka pada membangun pondasi bagi pengalaman pelanggan.

“Survei State of Application Delivery (SOAD) 2018 memiliki respon yang berasal dari seluruh dunia ini mencakup sektor pemerintahan, jasa keuangan, teknologi dan pendidikan. Lebih dari 3.000 profesional IT, jaringan, aplikasi dan keamanan terlibat sebagai responden,” ucap Fetra.

Lebih jauh, Fetra juga memaparkan bahwa laporan tersebut juga menemunkan beberapa pokok utama, seperti transformasi digital menginspirasi munculnya arsitektur dan inisiatif optimalisasi TI yang baru. Disebutkan, sebanyak 69% responden di Asia Pasifik bahwa optimalisasi infrastruktur dan proses TI masih menjadi pendorong utama bagi transformasi digital.

Temuan lainnya, lebih dari setengah responden atau 51% menyatakan bahwa transformasi digital telah mendorong penyediaan aplikasi dari cloud. Selain itu, 44% menyatakan bahwa transformasi digital mengubah cara mereka mengembangkan aplikasi, dan 37% melaporkan  tengah mengeksplorasi arsitektur dan lingkungan aplikasi baru, seperti container dan microservice.

“Sebagian besar perusahaan menentukan strategi terbaik untuk setiap penerapan aplikasi, yang mengarah pada arsitektur multi-cloud. Sebanyak 84% responden di Asia Pasifik melaporkan penggunaan beberapa layanan cloud, dengan hampir setengahnya (49%) menyatakan bahwa penentuan/pemilihan cloud dibuat berdasarkan aplikasi,” tambah Fetra.

Ketika disinggung soal keamanan atau security, Fetra menjelaskan bahwa keyakinan akan keamanan menurun seiring meningkatkanya penggunaan multi-cloud. Transformasi digital juga mendorong beberapa perusahaan menghadirkan lebih banyak aplikasi dari cloud.

Namun, keyakinan perusahaan akan keamanan aplikasi dalam menghadapi serangan cenderung menurun karena kurangnya pengalaman dan keahlian dalam mengamankan aplikasi yang diimplementasikan di public cloud. Tahun ini, 28% responden di seluruh dunia menyatakan bahwa melindungi aplikasi merupakan tantangan keamanan tertinggi.

Hal inilah yang menyebabkan meningkatnya jumlah perusahaan yang menerapkan Web Application Firewall (WAF). Hanya 2% responden di Asia Pasifik yang mengatakan belum berencana melindungi aplikasi mereka dengan WAF dalam 12 bulan ke depan.

Lebih dari 8 dari 10 responden di Asia Pasifik (81%) melaporkan penggunaan otomatisasi dalam penerapan produksinya. Adapun mayoritas dari mereka memilih “tiga besar” yaitu VMware, Cisco, dan OpenStack, untuk memenuhi kebutuhan otomatisasi mereka.

Tags: ,


COMMENTS