June 24, 2018

Google Memprediksi Kapan Orang akan Mati dengan “Akurasi 95%”

Penulis: Rizki R
Google Memprediksi Kapan Orang akan Mati dengan “Akurasi 95%”  

Mobitekno – Kematian merupakan hal mustahil yang dapat dipecahkan. Meski begitu, Google belum lama ini telah mengklaim dapat memprediksi ketika sesorang akan mati dengan akurasi hingga 95% menggunakan teknologi kecerdasan buatan baru.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Nature, sebuah tim di perusahaan Medical Brain sudah merinci bagaimana menggunakan algoritme kecerdasan buatan tipe baru untuk membuat prediksi tentang kemungkinan kematian di antara pasien di dua rumah sakit yang terpisah.

Untuk memprediksi kematian pasien, tim Google Brain mendapat tingkat akurasi hingga 95% di rumah sakit pertama dan 93% di rumah sakit kedua. Mereka bekerja dengan menganalisis data pasien, seperti usia, etnis, dan jenis kelamin. Informasi ini kemudian digabungkan dengan informasi rumah sakit, seperti diagnosis sebelumnya, tanda-tanda vital saat ini, dan hasil lab apa pun.

Namun menurut Bloomberg, hal yang paling mengesankan bagi ahli medis adalah kemampuan Google untuk menyaring data yang sebelumnya tidak dapat diraih, seperti catatan yang tertanam dalam bentuk PDF atau coretan didalam grafik. Kemudian, “jaring syaraf” Google mengambil semua informasi yang tidak teratur ini lalu melaporkan hasil prediksi.

Google AI
Illustrator: Maria Chimishkyan untuk Bloomberg Prognosis

Ini bukan pertama kalinya Google membuat terobosan pada industri medis. Anak perusahaan DeepMind, yang dianggap oleh beberapa ahli untuk memimpin jalan dalam penelitian AI, “membuat kontroversi” pada 2013 setelah terungkap memiliki akses ke 1,6 juta rekam medis pasien NHS di tiga rumah sakit, dilansir The Independent.

“Untuk fasilitas medis yang macet dalam hal birokrasi, perangkat lunak Google menjadi anugerah. Tidak hanya dapat memprediksi kapan seorang pasien mungkin meninggal, tetapi juga dapat memperkirakan berapa lama seseorang mungkin tinggal di rumah sakit, atau kemungkinan mereka akan diterima kembali,” dikutip laman Vanity Fair.

Meskipun timbul kekhawatiran terkait banyaknya akses ke lebih banyak data ke mesin pencarian terbesar tersebut, temuan terbaru membuktikan Google dapat memiliki dampak yang berpotensi menyelamatkan nyawa pada 1,17 miliar penggunanya di seluruh dunia.

Tim Medical Brain berkata, “Model ini mengungguli model prediktif tradisional yang digunakan secara klinis dalam semua kasus. Kami percaya bahwa pendekatan ini dapat digunakan untuk membuat prediksi yang akurat dan skalabel untuk berbagai skenario klinis. ”

Penemuan ini tentunya bukan nol risiko, melainkan ada konsekuensi yang tidak diinginkan terkait informasi medis yang sensitif ketika harus berhubungan dengan Google.

Tags: , , , ,


COMMENTS