February 18, 2017

Borong Snapdragon 835 di Awal Belum Tentu Jadikan Galaxy S8 Paling Unggul Dalam Segala Hal

Penulis: Iwan Ramos Siallagan
Borong Snapdragon 835 di Awal Belum Tentu Jadikan Galaxy S8 Paling Unggul Dalam Segala Hal  

MOBITEKNO – Sebagai salah satu konsumen terbesarnya, wajar saja jika Qualcomm memberikan hak eksklusif untuk Samsung berkaitan dengan chipset (SoC) terbarunya Snapdragon 835 untuk digunakan pada smartphone flagship terbaru Galaxy S8. 

Eksklusivitas ini juga semakin diperkuat oleh fakta kesepakatan keduanya untuk memproduksi chip Snapdragon 835 di fasilitas pabrik semikonduktor 10 nm milik Samsung Semiconductor. Saling bergantungnya kedua pihak agar pembuatan produknya (chipset dan smartphone) berjalan lancar sudah pasti merupakan kesepakatan 'win win' bagi keduanya.

Snapdragon 835 membawa berbagai keunggulan signifikan, terlebih jika dibandingkan chipset sebelumnya Snapdragon 820/821. Di antaranya chip yang lebih mini (berkat proses produksi 10 nm), proses komputasi dan grafis yang yang lebih cepat (CPU Kryo 280 dan GPU Adreno 540), lebih hemat baterai, charging lebih cepat (QuickCharge 4.0), LTE kelas gigabit (modem X16) dan sederet keunggulan lainnya.

Apabila tidak ada aral melintang, Galaxy S8 akan menjadi smartphone pertama dengan chip Snapdragon 835 yang hadir di tengah konsumen. Chip yang membawa sederet keunggulan dibandingkan Snapdragon 820/821 ini akan menjadikan Galaxy S8 menjadi smartphone high-end dengan spesifikasi terdepan di pasaran.

Benarkah Galaxy S8 sudah pasti akan lebih baik dibandingkan smartphone high-end lainnya yang datang belakangan (berkaitan hak eksklusif) dengan chipset yang sama? Misalnya saja smartphone flagship dari vendor LG, Xiaomi, Sony, atau Microsoft?

Untuk menjawab ini kita harus ingat kutipan "The Man Behind The Gun". Produk hasil karya seseorang belum tentu sama dengan produk yang dibuat orang lainnya. Kemampuan Samsung membuat smartphone dengan chip sejenis (Snapdragon 835) belum tentu sama dengan kemampuan vensor lain dalam membuat smartphone. Bisa lebih baik, bisa juga tidak lebih baik.

Pertarungan di segmen high-end belakangan ini membuat perbedaan (kualitas, performa, spesifikasi) di antara berbagai smartphone di pasaran menjadi relatif tipis. Ini mendorong tiap vendor berupaya keras agar produknya mempunyai nilai lebih dalam satu atau lebih faktor.

Berkaitan dengan performa dan fitur, sebagian besar smartphone akan banyak bergantung pada kemampuan chipset yang diusungnya. Sebaik apa setiap produsen mengesktrak keunggulan Snapdragon 835 akan menjadi faktor penting dalam menentukan performa dan fiturnya.

Lalu, sebaik apa Samsung mengekstrak chipset Snapdragon 835 untuk diimplan ke Galaxy S8 nanti? Sukar untuk menjawabnya secara pasti, tapi masih bisa diprediksi berdasarkan jejak rekam Samsung dalam membuat smartphone flagship Galaxy S series selama ini.

Bukan rahasia lagi jika Samsung selalu memakai strategi penggunaan dua chipset (SoC) agar puluhan juta unit Galaxy-nya bisa terdistribusi di pasar global secara cepat dan simultan.

Walau tidak mutlak, pengguna di Amerika Serikat dan Eropa biasanya akan mendapatkan flagship Galaxy dengan chip Snapdragon, sedangkan pasar Asia akan kebagian Galaxy dengan chip Exynos buatan Samsung sendiri.

Lalu apa kaitannya dengan performa dan fitur yang diusung Galaxy S8 nantinya terlebih jika dikaitkan dengan produk kompetitor dengan chipset Snapdragon 835 yang sama? 

Jawabannya terletak pada keputusan Samsung untuk menggunakan dua chipset pada Galaxy S8. Snapdragon 835 yang datang dengan fitur serba canggih belum tentu akan bisa (disamai) ditawarkan oleh chipset Exynos (mungkin Exynos 9 series).

Samsung bisa saja mengontrol performa (clock throttling) kedua chipset (Exynis dan Snapdragon) agar berkarakter sama (sama cepat) sehingga pengguna awam tidak akan merasakan adanya perbedaan pada real-world performance-nya.

Namun, bagaimana dengan fitur lainnya, seperti teknologi ISP, DSP, fast charging, GPU (graphics performance), LTE connectivity, DSP, dan lain-lainnya yang merupakan fitur spesifik dari chipset.

Seperti banyak diistilahkan, perbedaan ada pada detail teknis, maka Samsung bisa saja memutuskan akan menonaktifkan salah satu fitur pada Snapdragon 835 (yang tidak dimiliki chip Exynos) agar semua Galaxy S8 mengusung fitur yang seragam.

Contoh nyata terjadi pada Galaxy S7 dan S7 edge yang diketahui tidak mendukung teknologi Quick Charge 3.0, padahal Snapdragon 820 jelas-jelas mendukung fitur tersebut.

Demi alasan konsistensi fitur semua produk Galaxy S7 dan S7 edge yang memakai chipset Snapdragon dan Exynos, Galaxy S7 dan S7 edge harus rela 'hanya' mendukung Quick Charge 2.0.

Seperti apa nantinya Samsung memilah-milah fitur Snapdragon 835 yang diaktifkan untuk Galaxy S8 agar setara dengan Galaxy S8 dengan chip Exynos masih perlu dilihat saat samrtphone ini diluncrukan secara resmi.

Apakah Galaxy S8 akan datang dengan fitur yang tidak selengkap smartphone kompetitor dengan chip Snapdragon 835 yang datang belakangan? Tentu menarik untuk ditunggu.
 

Tags: , , , , , , ,


COMMENTS