February 4, 2017

Red Hat Hadirkan Solusi dan Inovasi Industri Perbankan

Penulis: Desmal Andi
Red Hat Hadirkan Solusi dan Inovasi Industri Perbankan  

MOBITEKNO – Salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi  adalah dengan  menekan atau menurunkan Capex (capital expenditure – belanja modal). Dengan menurunnya capex, tentu akan berdampak pada peningkatan profi. Di sisi lain, saat ini dunia perbankan juga dituntut untuk mengembangkan inovasi-inovasi baru seiring dengan perkembangan teknologi  dan pertumbuhan fintech saat ini khususnya di Indonesia, yang terus mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. 

Atas dasar itulah dunia perbankan kini dihadapkan pada tuntutan efisiensi dan profitable sekaligus juga tuntutan pengembangan inovasi baru  untuk menghadapi  persaingan financial services, termasuk fintech  yang kini semakin tumbuh pesat.Dunia perbankan kini dihadapkan pada pencarian solusi baru yang sekaligus dapat menjawab  tuntutan-tuntutan tersebut di atas.

Red Hat sebagai penyedia solusi software open source terkemuka di dunia  yang  besar karena financial services, kini mencoba menjawab tantangan dunia perbankan tersebut melalui beberapa solusi yang dimilikinya. Kontribusi dari sektor Finacial services telah menyumbangkan sebesar 40% bagi Red Hat, sementara sektor lainnya seperti Public Sektor/ pemerintahan 40% dan 20 % sektor Telekomunikasi.

Red Hat memberikan solusi  dunia perbankan  dengan menekankan pada beberapa faktor sebagai berikut :

Faktor Efisiensi

Faktor efisiensi dalam perbankan, adalah sebuah harga mati yang harus dibayar untuk mendapatkan profitabel yang bagus. Untuk mendapatkan efisiensi upaya yang harus dilakukan adalah menekan capex.  Berdasarkan hasil survey, menunjukan bahwa sektor perbankan yang telah menggunakan solusi Red Hat, dapat meningkatkan efisiensi samapai 50% lebih.

Menurut Ruly Maulani, Country Managing Director Redhat Indonesia, mengungkapkan bahwa hasil survey yang dilakukan oleh Forrester Consulting  dalam laporannya yang bertajuk 'Open Source Drives Digital Innovation' menunjukan bahwa 69% responden dari Indonesia melihat open source sebagai suatu inisiatif penghematan biaya, sedangkan 31% meyakini bahwa open source merupakan suatu investasi yang strategis.

Dengan hasil survey tersebut menunjukan bahwa penggunaan solusi Red Hat akan berdampak pada penekanan cost atau biaya Capex, yang berarti juga dapat meningkatkan efisiensi.

Faktor Inovasi

Seiring  dengan perkembangan teknologi dan tuntunan persaingan diatas, tentu dunia perbankan akan dihadapkan pada upaya pengembangan teknologi dan peningkatan pelayanan. Hal itu tentu membutuhkan solusi dan penerapan teknologi baru yang sesuai dengan kebutuhan.

Sebagai perusahaan penyedia open source terkemuka, Red Hat tidak hanya memiliki keunggulan dalam penghematan  biaya, Red Hat juga telah menunjukan sebuah  solusi yang sangat fleksibel untuk dikembangkan menjadi sebuah platform teknology  yang inovatif sesuai dengan kebutuhan. Dengan adanya inovasi tersebut, baik dalam teknologi maupun pelayanannya, artinya  perusahaan  dapat bersaing dengan sesama finacial services lainnya.

Dalam penelitian Forrester secara global menunjukkan bahwa sejumlah perusahaan semakin memanfaatkan open source sebagai solusi kelas enterprise berkualitas tinggi yang dapat menjalankan aplikasi-aplikasi penting atau mission critical. Redhat juga telah banyak digunakan telah banyak digunakan oleh perusahaan kelas dunia yang termasuk dalam Fortune  500.

Menurut Ruly, solusi  Redhat telah digunakan oleh  28  Bursa Efek  dunia termasuk Bursa EfekIndonesia.Ruly juga mengungkapkan bahwa  Redhat telah digunakan oleh perusahaan finacial services dunia yang termasuk dalam  daftar Fortune  500.  “Red Hat telah digunakan juga oleh 10 besar bank papan atas Indonesia,” ujar  Ruly Maulani menegaskan tanpa menyebut rincian nama-nama bank tersebut dalam bincang-bincang dengan media di Jakarta, Selasa ( 31/01/2017).

Pada akhirnya dengan menggunakan solusi RedHat tersebut,  setidaknya dua faktor tuntunan efisiensi dan inovasi dalam dunia perbankan sudah terjawab.

""

Ruly Maulani, Country Managing Director Redhat Indonesia

Faktor Keamanan

Setelah Red Hat dapat menjawab tantangan dan tuntutan tersebut di atas, kini pertanyaan selanjutnya  yang timbul adalah bagaimana dengan faktor keamanan?

Menurut Ruly, banyak orang berpendapat bahwa penggunaan solusi open source tersebut mempunyai tingkat keamanan yang rendah. “Sebenarnya hal itu salah besar,“ ujar Ruly menegaskan. Ruly menjelaskan bahwa solusi  open source  yang memiliki sifat terbuka dan ‘mudah dioprek‘ oleh siapa saja, bukan berarti tingkat keamanannya rendah, tapi justru sebaliknya.

Bagaimana tidak, jika dalam solusi yang mudah dioprek tersebut terdapat kekurangan atau kelemahan maka tentu semua orang akan berteriak, dan akan mencari solusinya secara berjamaah.

Dengan solusi hasil berjamaah tersebut, menurut Ruly tentu akan menghasilkan solusi yang lebih sempurna dibandingkan dengan hasil solusi perorangan. Dengan demikian lanjut Ruly, justru Solusi Redhat mempunyai tingkat keamanan yang lebih terjamin.

Hasil survei Forrester Consulting  dalam laporannya yang bertajuk 'Open Source Drives Digital Innovation' menunjukan bahwa  mengidentifikasi bahwa agar dapat bersaing dengan sukses di era pelanggan serta dapat terus menghadirkan kemampuan-kemampuan operasional kelas dunia, responden dari Indonesia berencana untuk berfokus pada tiga prioritas bisnis dan TI berikut ini dalam 12 bulan ke depan:

  • Mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi operasional (59%);
  • Meningkatkan produktivitas karyawan (53%); dan
  • Meningkatkan kemampuan untuk berinovasi (45%).

Prioritas-prioritas tersebut di atas telah tercermin dalam inisiatif TI strategis responden selama 12 bulan ke depan guna mentransformasi baik teknologi-teknologi yang berurusan dengan masalah internal maupun yang berkaitan langsung dengan pelanggan (customer-facing).

Tags: , , ,


COMMENTS