April 21, 2016

Indonesia Peringkat Lima untuk Bahaya Malicious Code

Penulis: Desmal Andi
Indonesia Peringkat Lima untuk Bahaya Malicious Code  

MOBITEKNO – Peringkat Indonesia untuk masalah ancaman kode berbahaya (malicious code) pada tahun 2015 naik dari peringkat tujuh di tahun 2014 menjadi tujuh di tahun 2015. Informasi ini didapat dari laporan Symantec yang terangkum dalam Internet Security Threat Report (ISTR).

Laporan yang disampaikan langsung oleh Halim Santoso, Director System Engineering Symantec ASEAN pada hari Selasa, 19/4/2016. Salah satu hal yang mempengaruhi meningkatnya peringkat Indonesia ini adalah pertumbuhan GDP Indonesia yang cukup meningkat, terutama dari sektor manufaktur. Keberhasilan ini mendorong para penjahat cyber menargetkan pasar ini sehingga menimbulkan dampak meningkatnya berbagai penipuan di media sosial.

“Para kelompok serangan canggih ini memiliki sumber daya yang besar dan staf teknis yang trampil untuk beroperasi secara efisien. Bahkan, mereka bekerja di jam kerja normal dan hari libur,” ujar Halim Santoso. “Bahkan ada di antaranya ada yang membuat call center untuk meningkatkan dampak serangan penipuan mereka,” tambah Halim.

Selain melaporkan masalah bahaya malicious code, pada kesempatan yang sama, Symantec juga menginformasikan hilangnya data pribadi di tahun 2015 yang jumlahnya terbilang besar, yaitu hampir setengah miliar data. Tidak tanggung-tanggung dalam memilih target. Para penjahat cyber ini turut menarhetkan perusahaan-perusahaan besar untuk mengambil data di dalamnya, baik data perusahaan maupun data personal dari karyawannya.

Bahaya Ransomware juga masih mengincar banyak pihak. Bahkan, dalam melakukan serangannya, para penjahat pun turut menggunakan sistem enkripsi. Mereka bisa menyandera data penting perusahaan dan perorangan dengan cara yang canggih. DI tahun 2015, ransomware terus meningkat jumlahnya melalui tipe serangan crypto ransomware. Sistem serangan ini tumbuh 35 persen di tahun 2015. Serangan ini lebih agresif dan merusak karena mampu mengenkripsi data yang mereka sandera untuk meminta sejumlah tebusan. Bahayanya, ransomware tidak lagi bekerja pada PC, tetapi juga sartphone, Linux, dan Mac.

Untk mencegah hal ini terjadi, Symantec berharap para perusahaan lebih perhatian terhadap keamanan data di dalam perusahaannya. Mereka juga dituntut untuk menerapkan sistem keamanan yang lebih kuat. Selain itu, edukasi untuk karyawan mengenai bahaya kebocoran data juga harus ditingkatkan,

Tags: , , , ,


COMMENTS