November 13, 2016

Transformasi Digital, Prasyarat Indonesia Menjadi Negara Digital Ekonomi Terbesar di Asia Tenggara

Penulis: Iwan Ramos Siallagan
Transformasi Digital, Prasyarat Indonesia Menjadi Negara Digital Ekonomi Terbesar di Asia Tenggara  

MOBITEKNO – Siap atau tidak, transformasi digital tidak dapat ditunda lagi di Indonesia. “Pemerintah memiliki Program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang akan mendukung visi Indonesia menjadi negara digital ekonomi terbesar di Asia Tenggara pada 2020." tegas Samuel Pangerapan, Dirjen Aplikasi Informatika saat menyambut acara Ignition Gerakan Nasional 1000 Startup Digital Semarang di Semarang (12/11/2016).

Menurutnya, peluang pasar pada transformasi digital sangatlah besar mengingat jumlah pengguna Internet di Indonesia yang mencapai 132 juta. "Sekarang sistem telah terbangun, logistik juga tersedia dan programming-nya lebih gampang. Go-Jek muncul dengan konsep simpel untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Untuk itu kita perlu menggali ide brilian untuk memberi solusi bagi masalah masyarakat." tambah Samuel.

Presiden Joko Widodo bahkan telah menetapkan ekonomi digital sebagai salah satu pilar ekonomi nasional. "Kita jangan cuma jadi penonton dan konsumen. Tapi harus memaknai ekonomi digital sebagai pemain dengan membawa karya kita ke global." ujar Yansen Kamto sebagai Chief Executive Kibar Kreasi Indonesia.

""

Yansen menambahkan bahwa untuk memulai Startup, para peserta harus memikirkan masalah apa yang ada di sekitar dan menawarkan solusi permasalahan tersebut. "Tidak perlu khawatir akan kesamaan ide, karena pada dasarnya tidak ada ide baru di dunia dunia ini”. Yansen mencontoh misalnya Friendster, Facebook, dan Twitter. Yang penting bagaimana mengeksekusi dari masalah yang ada," tegas Yansen.

Tahap Ignition di Semarang ini dihadiri oleh sekitar 200 peserta yang sebelumnya telah disaring dari 600 pendaftar online. Mereka akan mengikuti sesi panel diskusi yang melibatkan beberapa pembicara yang ahli di bidangnya.

Pada sesi pertama, ‘Enterpreneurial Mindset’ akan diisi oleh Yansen Kamto (CEO KIBAR) yang menyampaikan pandangan mengenai mindset yang harus dimiliki seorang entrepreneur dan bagaimana cara membangun mindset tersebut. Selanjutnya, sesi ‘Think Like a Founder’ disampaikan oleh Ilik Sas (pendiri Jaringan Rumah Usaha) dan Leonika Sari (CEO Reblood) membahas mengenai modal utama yang dibutuhkan oleh founder untuk membangun startup, yaitu pola pikir yang tepat.

Sesi lainnya, ‘Social Impact + Disruptive Innovation’ dipresentasikan oleh Alamanda Santika Santoso (Chief Activist FemaleDev) dan sesi ‘Bold, Bright and Brave: Stories of Building Dreams’ oleh Bima Said (Managing Editor Goal.com Asia).

Setelah beberapa sesi tadi, acara dilanjutkan dengan talkshow ‘Collaborative to Create Innovation’ dengan panelis Andi Taru (CEO & Founder Educa Studio), Hengki Sihombing (co-Founder & CTO Urbanhire), dan Daus Gonia (Creative Director, Menembus Langit ).

 

Tags: , , , ,


COMMENTS