July 4, 2016

Intel, BMW, dan Mobileye Janjikan Mobil Otonom Siap Lima Tahun Lagi

Penulis: Iwan Ramos Siallagan
Intel, BMW, dan Mobileye Janjikan Mobil Otonom Siap Lima Tahun Lagi  

MOBITEKNO – Kemitraan strategis dalam pengembangan teknologi autonomous driving baru saja diumumkan Intel, BMW, dan Mobileye di awal Juli 2016 ini. Ketiga pihak, yang diwakili oleh Brian Krzanich (CEO Intel), Harald Krueger (CEO BMW), dan Amnon Shashua (Co-founder, Chairman, & CTO Mobileye) sepakat untuk bersama-sama menghadirkan teknologi autonomous driving yang benar-benar siap untuk mobil yang diproduksi 2021 nanti.

Mobil BMW iNEXT akan menjadi fondasi strategi autonomous driving dari BMW Group dalam pengembangan kendaraan mereka yang sepenuhnya otonom (autonomous driving Level 3 dan Level 5). Ini berarti, ketiganya menyasar bukan hanya mobil autonomous di berbagai jalan bebas hambatan, tapi juga mobil autonomous untuk penggunaan di jalan raya perkotaan. Sasaran kedua ini diprediksi bisa menjadi solusi untuk mobil otonom ridesharing Uber atau sejenisnya.

Intel, BMW, dan Mobileye akan menghadirkan masing-masing teknologinya untuk menyediakan solusi end-to-end yang mengintegrasikan sistem kecerdasan terpadu lintas jaringan, mulai dari kunci pintu mobil hingga data center. Teknologi yang dihadirkan juga akan bersifat open standard sehingga bisa diadopsi pihak lainnya, baik produsen mobil di luar BMW dan industri terkait lainnya.

Apabila nama Intel dan BMW sudah dikenal luas di industri masing-masing (semikonduktor dan otomotif), nama Mobileye mungkin masih terdengar asing bagi sebagian pihak. Perusahaan berbasis di Israel ini mulai dikenal sejak chip buatannya EyeQ digunakan pada sistem Autopilot pada mobil listrik Tesla. Selain Tesla, Mobileye juga bekerjasama dengan beberapa produsen mobil lainnya dalam pengembangan autonomous driving.

Pada blog-nya, Brian Krzanich, Intel CEO, menjelaskan alasan perusahaannya terjun ke dunia teknologi autonomous driving yang saat ini sudah dimasuki oleh bukan hanya produsen mobil (GM dan Tesla), tapi juga perusahaan teknologi seperti Intel (Apple, Qualcomm, dan Alphabet/Google).

Alasan Intel untuk turut mengembangkan teknologi autonomous driving dilandasi oleh pemikiran bahwa mengemudikan mobil dapat membahayakan si pengendara, jadi mobil pun harus dibuat lebih cerdas dengan bantuan teknologi.

Krzanich menyatakan, “Kerjasama ini membawa visi Intel dalam menciptakan inovasi baru dalam pengalaman berkendara. Untuk mewujudkannya, mobil dan apa pun yang terkoneksi dengannya membutuhkan otak elektronik yang super kuat, aman dan dapat diandalkan layaknya pengendara manusia.

 

 

Tags: , , , , , , ,


COMMENTS