February 2, 2016

Ini Alasan Microsoft Pilih Lokasi Data Center di Dalam Laut

Penulis: Iwan Ramos Siallagan
Ini Alasan Microsoft Pilih Lokasi Data Center di Dalam Laut  

MOBITEKNO – Data Center (DC) yang secara fisik adalah gedung yang didiami puluhan bahkan ratusan server yang terhubung ke Internet mengkonsumsi energi yang sangat besar. Di AS misalnya, besarnya energi yang dibutuhkan Data Center setara dengan energi yang dihasilkan dari 34 unit pusat pembangkit energi bertenaga batubara.

Sebagian besar energi digunakan untuk menjalankan (menghidupkan) server-server yang ada, tapi hampir sebagian energi diperlukan agar server berjalan dengan lancar (tidak crash) karena mengalami kepanasan (overheat) pada sistem.

Beragam teknologi sistem pendinginan di DC sudah cukup banyak diterapkan. Mulai dari pemilihan lokasinya di daerah yang tidak panas (cool), hingga memakai cairan pendingin (liquid coolant) di area panas server. Efisiensi energi juag ditempuh dengan memanfaatkan energi kalor yang dihasilkan server untuk memanaskan air dan penghangat ruangan.

Ide berbeda datang dari Microsoft. Mereka saat ini sedang melakukan pengujian untuk menempatkan server-server di laut dalam agar air di sekitarnya bisa digunakan sebagai pendingin server secara kontinyu. Menurut Microsoft, suhu di sekitar laut dalam tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan iklim dan energi unutk sistem pendingin pun bisa ditekan secara siginifikan.

Penelitian bernama "Project Natick" dan dimulai tahun lalu ini masih dalam fase riset. Namun, Microsoft mengklaim telah sukses ‘menenggelamkan’ server yang servers in sebuah kapal (selam) yang dinamakan Leona Philpot (namanya diambil dari salah satu karakter di game Microsoft Halo). Pengujian berlokasi 1 km dari pantai Pacifik.

Menurut Ben Cutler yang memimpin proyek ini, ”Project Natick adalah pendekatan radikal dalam embangun data center. Pada dasarnya, kami menempatkan data center yang ramah lingkungan di lautan, jauh dari pantai.”

Ide besar Microsoft, selain membangun DC yang hemat energi, adalah mewujudkan sistem pengelolan server tanpa intervensi manusia (secara fisik) hingga selama 10 tahun.

Menurut Microsoft banyak keuntungan yang didapat dengan pemilihan lokasi DC di laut dalam. Di samping dinginnya laut dalam dapat membuat server selalu ‘cool’ (tidak overheat), proyek pembuatan DC di bawah laut berlangsung relatif singkat (90 hari/3 bulan). Bandingkan dengan pembuatan DC di permukaan tanah yang membutuhkan waktu hingga dua tahun.

Setengah populasi manusia (3,5 miliar) yang bermukim di sekitar 200 km laut juga menjadikan DC di laut menjadi semakin dekat menjangkau mereka. Terakhir, manfaat yang tidak kalah pentingnya adalah DC bisa dihadirkan di daerah yang sedang tertimpa bencana alam, seperti gempa bumi yang merusak infrastruktur Internet di daratan.

Penempatan ‘Leona Philpot’ di laut selama 105 hari teah berjalan sukses tanpa gangguan berarti yang memaksa teknisi ke dasar laut untuk mengatasi gangguan secara langsung (on-site). Microsoft pun memasang target baru untuk membuat penerus ‘Leona Philpot’ dengan ukuran 3 kali lipat lebih besar. Seperti diketahui diameter kapal ‘Leona Philpot’ mencapai 2,4 meter.

 

 

Tags: , , , , ,


COMMENTS